Pernah kepikiran gak kalau dunia Pandora di film Avatar ternyata terinspirasi dari budaya di dunia nyata? James Cameron gak cuma bikin dunia fiksi yang indah, tapi juga ngambil banyak referensi dari tradisi, bahasa, dan spiritualitas suku-suku asli.
Mulai dari budaya Māori sampai masyarakat laut, semuanya diramu jadi identitas khas Na’vi.
Penasaran budaya apa aja yang jadi sumber inspirasinya? Yuk, 7 simak budaya yang membentuk pandangan, visual, dan jiwa film Avatar!
BACA JUGA: Film Box Office
1. Budaya Māori

Budaya Māori (Source: avatar.com/Metkayina Clan)
Budaya Māori dari Selandia Baru jadi salah satu fondasi kuat dalam membentuk identitas Na’vi di Avatar. James Cameron sendiri pernah menyebut kalau budaya Māori banyak menginspirasi desain visual film ini, terutama lewat tato wajah dan tubuh yang mirip moko Māori sebagai simbol identitas dan ikatan klan.
Pengaruh Māori juga terasa di sisi spiritual dan ritualnya. Beberapa tradisi klan Metkayina, seperti ritual kedewasaan dan membangun ikatan dengan makhluk laut, punya kemiripan dengan praktik spiritual Māori. Bahkan ritual sapaan yang melibatkan sentuhan hidung mengingatkan pada Hongi, simbol kedekatan dengan sesama, leluhur, dan alam.
2. Suku Bajo dan Kehidupan Laut Pandora

Suku Bajo dan Kehidupan Laut Pandora (Source: avatar.com/Metkayina Village)
Kehidupan laut suku Metkayina di Pandora punya banyak kemiripan dengan Suku Bajo, masyarakat maritim Indonesia yang dikenal hidup berdampingan dengan laut. James Cameron bahkan menyebut budaya Bajo sebagai salah satu referensi utama, mulai dari rumah panggung di atas air sampai kemampuan menyelam yang luar biasa.
Kesamaannya juga terasa dari cara mereka memperlakukan laut sebagai ruang hidup yang harus dijaga. Suku Bajo punya filosofi menghormati yang selaras dengan konsep Eywa di Pandora. Nilai ini bikin kisah Metkayina terasa lebih relate dan penuh pesan tentang keberlanjutan.
3. Spiritualitas Inuit dalam Hubungan Na’vi dan Alam

Spiritualitas Inuit dalam Hubungan Na’vi dan Alam (Source: avatar.com/Tree of Soul)
Di dunia Avatar, alam bukan cuma jadi latar cerita, tapi bagian penting dari kehidupan Na’vi. Hal ini mirip dengan spiritualitas Suku Inuit yang punya kepercayaan animisme kuat, yaitu meyakini bahwa hewan, tumbuhan, bahkan benda mati punya jiwa yang harus dihormati. Karena itu, alam gak pernah diperlakukan sembarangan.
Kepercayaan Inuit soal menjaga keseimbangan hidup juga tercermin lewat konsep Eywa di Pandora. Na’vi selalu berhati-hati saat berburu atau mengambil sumber daya alam. Dari sini kelihatan jelas kalau Avatar mau ngajak kita hidup lebih selaras dan peduli dengan lingkungan.
4. Bahasa Na’vi dari Beragam Bahasa Dunia

Bahasa Na’vi dari Beragam Bahasa Dunia (Source: avatar.com/Avatar Language)
Bahasa Na’vi gak dibuat asal-asalan, tapi dirancang serius biar dunia Pandora terasa hidup. Dr. Paul Frommer mengembangkan bahasa ini dengan mengambil inspirasi dari berbagai bahasa di dunia, mulai dari Polinesia, Māori, Arab, sampai sentuhan Jerman dan Jepang. Hasilnya, bahasa Na’vi jadi bahasa yang unik dan cukup familiar.
Pencampuran berbagai bahasa ini bikin identitas Na’vi terasa kuat dan berbeda dari manusia. Struktur tata bahasanya juga dibuat konsisten, sampai para aktor harus belajar khusus biar pengucapannya natural. Gak heran kalau bahasa Na’vi akhirnya dipelajari fans di seluruh dunia dan jadi salah satu bahasa fiksi ikonik di film.
5. Harmoni Filsafat Timur

Harmoni Filsafat Timur (Source: avatar.com/Metkayina Spirit Tree)
Kalau diperhatiin, cara hidup Na’vi tuh kental banget sama nilai harmoni ala filsafat Timur, yaitu Taoisme. Konsep ini menekankan pentingnya hidup selaras dengan alam dan menghargai keseimbangan antara segalanya, yang diwujudkan dalam konsep Yin-Yang serta energi kehidupan yang disebut “qi” atau “chi”.
Semua itu tergambar lewat Eywa, yang menghubungkan seluruh makhluk di Pandora jadi satu kesatuan. Na’vi berburu seperlunya, merawat Hometree, dan selalu memikirkan dampak dari setiap tindakan. Intinya, hidup gak cuma soal bertahan, tapi juga soal menjaga keseimbangan alam.
BACA JUGA: Film Sci-Fi Bioskop Terbaik
6. Simbolisme Flora dan Fauna Pandora

Simbolisme Flora dan Fauna Pandora (Source: avatar.com/Omatikaya Rainforest)
Flora dan fauna di Pandora gak cuma kelihatan keren, tapi juga punya makna, lho~ James Cameron dan timnya terinspirasi dari ekosistem laut dan hutan tropis di bumi, plus kepercayaan suku-suku asli. Makanya, dunia Pandora terasa hidup dan punya pesan ekologis yang kuat.
Hometree misalnya, mirip konsep pohon kehidupan yang dianggap sakral. Ada juga Tulkun yang terinspirasi dari paus, Skimwings dari ikan terbang, sampai cahaya Bioluminesensi ala organisme laut. Semua elemen ini jadi simbol hubungan manusia dan alam yang saling bergantung.
7. Inspirasi Budaya Polinesia

Inspirasi Budaya Polinesia (Source: youtube.com/AuthenticLinguini)
Budaya Polinesia punya pengaruh besar dalam membentuk komunitas Metkayina di Avatar. Kehidupan maritim, ikatan keluarga yang kuat, dan tradisi cerita turun-temurun jadi fondasi cara mereka hidup. Laut gak cuma sumber makanan, tapi juga bagian dari identitas.
Pengaruh ini juga kelihatan dari seni tubuh, tarian, dan ornamen Na’vi yang penuh motif alam laut. Tato, aksesori kerang, dan gerakan tarian yang ritmis mencerminkan hubungan manusia, alam, dan laut yang saling terhubung. Bahkan, struktur bahasa Na’vi juga terinspirasi dari bahasa Polinesia, bikin dunia Pandora terasa makin hidup dan autentik.
BACA JUGA: Film Seru Indonesia
Seluruh inspirasi budaya, simbolisme, dan detail dunia Pandora tadi nunjukin kalau semesta Avatar dibangun dengan riset dan makna yang dalem banget. Apalagi Avatar: Fire and Ash udah tayang di bioskop dan siap ngenalin sisi Pandora yang lebih intens dan penuh misteri.
Nah, biar momen nonton nanti makin seru, kamu bisa beli tiket bioskop pakai aplikasi GoPay. Praktis, cepat, dan ada banyak promo beli tiket bioskop di aplikasi GoPay. Yuk, beli tiketnya di aplikasi GoPay dan siap-siap nikmati petualangan epik Pandora di layar lebar!







