“Berdasarkan pengalaman gue, investasi di sini enak banget!”
Kira-kira kamu pasti pernah mendengar kalimat tersebut ketika sedang berdiskusi tentang investasi atau melihat iklan yang menyuguhkan keberhasilan berinvestasi di suatu tempat. Hmm… memangnya kalau investasi akan selalu untung?
Jawabannya, tidak! Investasi punya selalu punya risiko. Apakah kamu dan teman dekatmu memiliki profil risiko yang sama dalam berinvestasi? Belum tentu. Pada umumnya, profil risiko satu orang dan orang lainnya berbeda-beda dan tidak bisa dipaksa untuk menjadi sama.
Memahami profil risiko adalah satu dari beberapa tahap sebelum kamu memulai berinvestasi. Kenapa? Karena profil risiko bisa menjadi salah satu kunci utama untuk bisa nyaman berinvestasi. Singkatnya, sebagai investor pemula kamu jadi paham dan kenal karakter diri. Sehingga tahu apa instrumen dan produk investasi yang sesuai dengan kebutuhanmu.
Dalam versi lebih serius, profil risiko adalah tingkatan seberapa besar seseorang dapat menoleransi suatu risiko investasi. Ada orang yang sanggup menghadapi risiko tinggi tapi ada pula yang hanya sanggup menghadapi risiko rendah. Satu profil risiko tidak berarti lebih baik daripada yang lain.
Nantinya, seseorang dapat menentukan instrumen investasi yang dapat mereka pilih berdasarkan profil risiko. Dengan catatan, memahami profil risiko bukan berarti membawa kamu terhindar dari risiko investasi, melainkan kamu mampu mengelola risiko itu secara baik.
Dari pada panjang lebar, mending kenalan dengan tiga profil risiko paling umum.
1. Tipe Konservatif
Pernah dengan kelomang atau umang-umang? Hewan pemalu ini hanya berpindah cangkang sesuai dengan kebutuhan. Nah, investor konservatif serupa dengan kelomang, memilih instrumen investasi dengan profil risiko yang rendah.
Biasanya, mereka hanya mengharapkan uang atau asetnya bertumbuh, aman, dan stabil. Dengan kata lain, instrumen investasi yang dipilih memiliki risiko rendah atau tidak ada risiko sama sekali. Umumnya, tipe konservatif dianggap lebih cocok untuk investor pemula.
Instrumen investasi yang biasa dipilih oleh investor konservatif meliputi deposito atau reksa dana pasar uang. Alasannya, reksa dana pasar uang memiliki tingkat risiko rendah dan cocok untuk investor pemula yang memiliki tujuan jangka pendek.
2. Tipe Moderat
Sedang-sedang saja, sekiranya itu adalah gambaran yang tepat untuk tipe investasi ini. Tak malu-malu juga tidak grusa-grusu, kata kuncinya adalah “hati-hati.” Para investor yang memiliki karakter moderat biasanya memadukan investasinya dalam instrumen investasi yang memiliki profil risiko tinggi dan rendah.
Tujuannya untuk mengincar keuntungan yang relatif tinggi meski tidak terlalu besar dan meminimalisir risiko. Biasanya, pada tingkatan ini kamu tak hanya berinvestasi pada reksa dana dan obligasi. Sang investor mulai merambah investasi saham sebagai salah satu portfolio.
Pada tahap ini, investor moderat sudah mulai cakap beberapa jenis investasi. Mereka akan memilih sejumlah instrumen investasi yang dirasa cocok. Misalnya, kamu bisa membeli reksa dana melalui fitur GoInvestasi yang bekerjasama dengan partner berlisensi di bawah Bappebti untuk emas dan OJK untuk reksa dana.
3. Tipe Agresif
Setelah berkenalan dengan tokoh pemalu dan hati-hati, kamu juga harus berkenalan dengan si agresif. Investor dengan tipe agresif, memiliki sikap dan sifat yang sudah siap jika nilai investasinya berkurang dan bisa menerima risiko tinggi. Tentu saja, jika berjalan mulus, imbal hasil yang diterima jauh lebih besar dari dua tipe sebelumnya. Namun, jangan lupakan potensi kerugian.
Prinsip high risk high return dapat dengan "mudah" dicermati dari investor tipe ini. Mereka tidak takut menempatkan modalnya instrumen investasi berisiko tinggi. Meski demikian, pada beberapa kasus para investor tipe ini juga melakukan diversifikasi seperti deposito.
Dana yang tersimpan di deposito mempunyai dua tujuan, yaitu sebagai alat untuk mengantisipasi jika terjadi gejolak pasar dan biasanya akan kembali diputar untuk membeli saham di harga rendah.
Nah, dari penjelasan di atas kamu pasti udah paham bahwa semua orang belum tentu memiliki risiko yang serupa. Nilai uang dan aset mungkin bisa sama tetapi ada beberapa hal yang kamu harus pahami sebelum mulai berinvestasi, yaitu waktu luang untuk belajar dan peran emosi.
Tak semua kabar selalu baik, kadang berakhir buruk. Namun, kabar buruk bisa dikelola dengan baik jika bisa memahaminya. Sama halnya dengan investasi, pastikan kembali jenis dan produk investasi yang kamu pilih sesuai dengan profil risiko ya. Jangan terjebak kata untung yang bisa saja berakhir buntung.