Pernah gak kamu berkhayal di siang bolong dan berandai-andai “Apa rasanya ya dapat uang kaget milyaran?.” Kamu juga percaya itu gak mustahil, karena kamu pernah mendengar berita mengenai seseorang yang menjadi kaya mendadak karena mendapatkan undian, atau berita mengenai banyak warga desa yang mendapat kompensasi milyaran rupiah karena lahan huniannya dibeli oleh pemerintah untuk dijadikan proyek-proyek nasional.
Kemudian banyak diantara mereka yang kemudian membeli mobil baru dan berbagai barang mewah yang mungkin sudah lama mereka idam-idamkan.
Lalu kamu berpikir “Ah, senangnya menjadi kaya dan sejahtera.”
Tapi tunggu, apakah itu sudah bisa dibilang sejahtera? Atau sebenarnya, itu baru kaya dan belum sejahtera? Apa sih bedanya kaya dan sejahtera?
Yuk kita bahas.
Di masyarakat umum, jumlah uang atau aset sering menjadi ukuran strata ekonomi seseorang. Dan biasanya, lingkungan sekitar kamu-lah yang menjadi standar tolok ukurnya. Bayangkan kamu memiliki 1 rumah berukuran 90 meter persegi, 1 unit mobil keluarga, 1 buah motor matic, dan kamu bekerja sebagai pegawai negeri sipil.
Pada kondisi tersebut, kamu bisa saja dianggap dalam strata ekonomi kuat atau bisa juga dianggap ke dalam strata ekonomi menengah. Itu semua tergantung kamu tinggal dimana, di sebuah lingkungan kota mandiri di tengah ibu kota besar, atau di lingkungan rumah perkampungan di pinggiran kota.
Dengan kata lain, kaya, yang merupakan penggambaran sederhana status ekonomi yang kuat, menjadi situasi yang bersifat relatif dan tidak bisa dinominalkan berdasarkan jumlah barang atau harta yang dimiliki.
Walaupun secara harfiah menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI), kaya berarti mempunyai banyak harta, uang dan sebagainya.
Jika tujuan hidup kamu adalah untuk menjadi orang kaya, mungkin kamu perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut ini. Predikat “orang kaya” akan menjadikan kamu terjebak pada rutinitas dan tanpa batas kepuasan.
Kamu bisa jadi akan terus fokus memupuk kekayaan, dan melupakan tujuan hidup dan orang-orang di sekitar kamu.
“Lho kok gitu?”
Ya, karena kaya bersifat relatif, maka sebanyak apapun harta yang kamu kumpulkan, kamu akan bertemu dengan sekelompok orang lain yang memiliki jumlah kekayaan yang lebih besar dari yang kamu miliki. Lalu kamu akan terus merasa tidak puas dengan apa yang kamu miliki selamanya.
Lalu, kalau tidak ingin menjadi kaya, harusnya jadi apa dong?
Mungkin yang kamu mau adalah, berada pada kondisi keuangan yang prudent. Semua kebutuhan keuangan kamu dapat terpenuhi sesuai dengan standar keinginan kamu.
Pendapatan kamu lebih besar daripada pengeluaran kamu. Kamu masih bisa menabung, berinvestasi, memiliki waktu yang cukup untuk bersosialisasi bersama orang lain dan tidurmu tidak terganggu dengan kegiatan overthinking yang bikin kamu begadang sampai pagi.
Jika demikian, kata maka yang tepat untuk menggambarkannya adalah sejahtera, bukan kaya.
Ya, sejahtera berbeda dengan kaya. Status kaya bisa tiba-tiba kamu dapatkan sedangkan sejahtera tidak. Oleh karena itu seringkali kamu mendengar istilah kaya mendadak, tapi tidak pernah mendengar sejahtera mendadak, kan?
Kamu bisa saja mendapatkan tambahan harta secara tiba-tiba, tapi kamu tidak bisa membuat habit keuanganmu langsung berubah setelah kamu membaca atau mendengarkan pakar perencanaan keuangan. Kebiasaan-kebiasaan kita yang kurang baik, pada keuangan atau hal lain, bisa kamu ubah setidaknya dengan 4 fase; Paksa, Bisa, Biasa, Budaya.
Contohnya, jika kamu ingin mengubah kebiasaan boros, sangat penting untuk mengetahui catatan histori apa saja yang kamu beli dan berapa uang dikeluarkan setiap bulannya. Kamu butuh disiplin dalam melakukannya dan bisa menggunakan metode anggaran dan realisasi.
Kamu juga perlu memilih metode pembayaran yang aman, nyaman, dan tepercaya. Misalnya, GoPay yang memiliki fitur GoPay Diary dan fitur riwayat transaksi. Semua transaksi yang kamu lakukan selama satu bulan akan tercatat otomatis. Kamu jadi bisa ngatur keuangan transaksi GoPay kamu di bulan berikutnya.
Langkah selanjutnya setelah kamu berhasil mengatur kemana saja uangmu mengalir. Kamu bisa mulai membiasakan diri untuk menabung dan menentukan skala prioritas untuk masa depan. Lewat Tokopedia Reksa Dana, kamu dapat mengaktifkan fitur langganan untuk menabung Reksa Dana dengan jangka waktu yang bisa kamu tentukan dengan metode pembayaran yang diinginkan.
Jangan kaget, suatu saat ketika kamu secara otomatis bisa berpikir ulang dan menahan diri sebelum berlaku boros, itu tandanya kamu sudah terbiasa. Acap kali kamu berkeinginan sesuatu, pikiran, perasaan dan tindakan kamu akan menuntun kamu melakukan pola yang sudah kamu lakukan.
Dan yang bisa jadi surprise yang menyenangkan adalah, jika akhirnya kamu nyaman melakukan habit keuangan yang terencana dan akhirnya membuat orang lain yang melihat, ingin melakukan perbaikan seperti yang kamu lakukan sebelumnya. Ayo, mulai dari sekarang!