Strategi Menghadapi Tantangan Ekonomi dengan Investasi Emas

2 December 2025

•

1 min

Strategi Menghadapi Tantangan Ekonomi dengan Investasi Emas

Ekonomi global saat ini menghadapi ketidakpastian dan tantangan yang complicated. Berdasarkan data dari Media Keuangan, perang dagang dan konflik geopolitik menyebabkan inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang melambat. Bahkan, Rupiah juga beberapa kali melemah dalam beberapa kuartal di tahun ini menurut data dari Kontan

Tentunya, kamu perlu strategi menghadapi tantangan ekonomi agar mampu bertahan. Sebelum mengetahui apa aja strateginya, ada baiknya untuk memahami kondisi ekonomi saat ini. Yuk, simak penjelasannya supaya kamu siap menghadapi tantangan ekonomi yang makin beragam! 

BACA JUGA: Cara Investasi Emas Antam di Pegadaian


Tantangan Ekonomi Saat Ini

Tantangan Ekonomi Saat Ini Strategi Menghadapi Tantangan Ekonomi Blog GoPay

Tantangan Ekonomi Saat Ini (Source: shutterstock.com/Inflation)

Dilansir dari Media Keuangan, pertumbuhan ekonomi global hanya menunjukkan angka sebesar 2,8% di tahun 2025. Gak cuma itu, pertumbuhan ekonomi di Indonesia ikut melambat karena hanya mencapai 5,04% pada kuartal ketiga tahun ini berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik. Ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Perang Dagang 

Perang dagang Amerika Serikat dan China disebabkan oleh aturan tarif impor dari pemerintahan Presiden Donald Trump. Bahkan, tarif yang dikenakan sangat tinggi, yaitu mencapai 104%. 

Kebijakan ini bikin perang dagang makin memanas karena China juga melakukan hal yang sama. Akibatnya, rantai pasok global terhambat. Dampaknya gak main-main, seperti ekspor bahan baku dari Indonesia ke Amerika Serikat dan China yang menurun. Harga komoditas global juga ikut menurun sehingga pendapatan nasional berkurang. 

Dampak perang dagang gak cuma dirasakan oleh negara, tapi juga masyarakat. Harga kebutuhan pokok yang diimpor jadi semakin mahal karena tarif yang tinggi. Terus, pendapatanmu bakal cepat habis hanya untuk kebutuhan pokok. 

2. Inflasi

Kenaikan harga barang atau jasa yang terjadi secara terus menerus dalam beberapa tahun ternyata berakibat fatal. Dilansir dari Sahabat Pegadaian, salah satu penyebab inflasi adalah jumlah uang yang beredar meningkat secara berlebihan sehingga nilai mata uang merosot. 

Inflasi juga bisa disebabkan oleh permintaan barang dan jasa yang meningkat melebihi pasokan yang tersedia. Artinya, permintaan tersebut gak bisa dipenuhi seluruhnya sehingga harga barang dan jasa bakal naik. Jika hal ini terus terjadi, pertumbuhan ekonomi bakal stuck. 

3. Penurunan Daya Beli

Saat harga barang atau jasa naik sementara pendapatan gak bertambah, daya beli bakal menurun. Faktanya, daya beli menurun dan belum pulih sejak pandemi Covid-19. Banyak UMKM juga mengeluhkan hal ini karena omzet menurun drastis.

Dari sisi konsumen, harga kebutuhan pokok yang semakin mahal membuat masyarakat lebih selektif dalam berbelanja. Ibarat mengencangkan ikat pinggang, tentunya kamu lebih memilih berhemat dan menunda pembelian daripada membeli dengan harga yang mahal. 

4. Investasi Melambat

Melambatnya laju investasi juga merupakan tantangan ekonomi terbesar. Banyak investor lebih memilih menunda tanam modal hingga situasi lebih stabil. Ini dilakukan untuk mengurangi risiko kerugian yang muncul akibat konflik geopolitik. 

Investasi yang melambat ternyata memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) yang lebih besar, khususnya pekerja di industri yang bergantung pada pasar ekspor Amerika Serikat. Jika hal ini terjadi, jumlah pengangguran bakal meningkat tajam. 

5. Suku Bunga Acuan Naik

Suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate adalah suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan dijadikan patokan buat menentukan suku bunga pinjaman. Jika Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan, suku bunga kredit dan deposito cenderung naik. 

Cicilan rumah dan kendaraan juga lebih besar sehingga terasa mencekik. Selain itu, bank bakal lebih selektif ngasih pinjaman, terutama buat pinjaman dalam jumlah besar. Jadi mikir-mikir dulu kalau mau pinjam uang di bank, kan? 


5 Strategi Menghadapi Tantangan Ekonomi

Tantangan ekonomi memang makin berat, tapi bukan berarti kamu gak bisa menghadapinya. 

Berikut 5 strategi menghadapi tantangan ekonomi yang bisa kamu terapkan: 

1. Kelola Keuangan dengan Bijak

Mulailah dengan mencatat semua pemasukan dan pengeluaran. Awalnya mungkin ribet, tapi lama-lama bakal terbiasa. Kamu jadi tau uangmu dipakai buat apa aja dan berapa pengeluaran harian, mingguan, atau bulanan.

Selain itu, bakal lebih mudah mengetahui pengeluaran yang bisa dihemat, contohnya seperti mengurangi jajan di luar. Kamu bisa menulis di buku atau pakai aplikasi pencatat keuangan biar lebih praktis. 

2. Kurangi Utang Konsumtif

Media sosial yang sering memperlihatkan flexing bikin banyak orang merasa gengsi, bahkan FOMO dan akhirnya memilih buat utang demi memenuhi gaya hidup. Padahal, ini termasuk utang konsumtif yang gak menghasilkan keuntungan. 

Sebisa mungkin, beli barang secara cash biar gak perlu utang atau pakai paylater. Lebih baik sisihkan uangmu dalam beberapa bulan atau tahun. Dijamin gak bakal kepikiran karena utang belum dilunasi, deh! 

3. Cari Penghasilan Tambahan

Memiliki side hustle bakal ngebantu banget buat nambahin penghasilan. Umumnya, freelance dipilih sebagai pekerjaan sampingan karena cukup fleksibel. Sebelum nyari side job, jangan lupa tingkatkan skill yang kamu miliki. 

Skill yang beragam bisa membuka peluang buat penghasilan tambahan. Contohnya, desain grafis, copywriting, photography, editor video, data entry, dan masih banyak lagi. 

4. Siapkan Dana Darurat

Dana darurat adalah uang yang disiapkan untuk kebutuhan tak terduga. Buat kamu yang masih single atau belum menikah, idealnya memiliki dana darurat sebesar 3-6 kali dari total biaya hidup per bulan. 

Sementara itu, dana darurat buat kamu yang udah menikah atau berkeluarga pastinya lebih besar. Idealnya adalah 6-12 kali dari biaya hidup per bulan karena kebutuhan yang lebih banyak. Dengan dana darurat, kamu gak perlu khawatir atau bahkan utang saat menghadapi kondisi sulit. 

5. Investasi Emas

Emas termasuk aset investasi jangka panjang yang aman. Kamu bisa menabung emas secara rutin setiap bulan. Mulai dari gramasi atau nominal yang kecil aja seperti 0,01 gram supaya gak memberatkanmu. 

Supaya keuntungan lebih maksimal, pertahankan investasi emas minimal 3 hingga 10 tahun. Harga emas 10 tahun lalu atau pada tahun 2015 hanya Rp500.000/gram. Saat ini, harganya melonjak hingga Rp2 jutaan per gram. 

BACA JUGA: Rekomendasi Investasi Pemula


Mengapa Investasi Emas Dinilai Aman? 

Mengapa Investasi Emas Dinilai Aman Strategi Menghadapi Tantangan Ekonomi Blog GoPay

Mengapa Investasi Emas Dinilai Aman? (Source: shutterstock.com/Fine Gold)

Dalam 10 tahun terakhir, kenaikan harga emas mencapai 280% dengan rata-rata 14,25% per tahun. Bandingkan dengan return deposito yang hanya sebesar 2%-4% per tahun. Imbal hasil emas berkali-kali lipat lebih besar, kan? 

Selain buyback yang tinggi, nilai emas relatif stabil dan tahan terhadap inflasi sehingga mampu melindungi nilai aset yang kamu miliki dalam jangka panjang. Emas juga gak bergantung pada kinerja pemerintah atau perusahaan tertentu, berbeda dengan saham atau obligasi. 

BACA JUGA: Keuntungan Investasi Reksadana


Kondisi ekonomi yang serba gak pasti memang selalu bikin cemas. Tapi, tenang aja karena ini bisa dihadapi dengan strategi menghadapi tantangan ekonomi yang efektif seperti pengelolaan finansial yang bijak dan investasi emas agar keuangan tetap stabil. 

Selain itu, kurangi gaya hidup yang konsumtif dan mulailah frugal living untuk mengurangi utang dan menghemat pengeluaran. Dengan demikian, kamu bakal lebih siap menghadapi tantangan ekonomi yang kompleks.

Artikel Terkait