Berdasarkan Katadata, penggunaan uang elektronik per November 2022 sudah mencapai 772,57 juta unit. Dibandingkan dengan populasi di Indonesia yang terdiri dari 275,77 juta, artinya setiap orang di negeri ini paling tidak memiliki e-money sebanyak 2,8 pada tahun lalu. Apa kamu juga tertarik menggunakannya untuk sehari-hari atau bisnis? Sebelum itu, yuk, kita kenalan dengan serba-serbi uang elektronik di sini, mulai dari definisi, dasar hukumnya di Indonesia, sampai manfaatnya biar lebih paham!
Pengertian Uang Elektronik
Uang elektronik, atau yang sering disebut dengan e-money, adalah sebuah metode pembayaran yang memungkinkan penggunanya bisa melakukan transaksi tanpa menggunakan uang tunai. Semua transaksi dilakukan secara digital melalui perangkat elektronik. Singkatnya, uang elektronik adalah representasi digital dari uang tunai yang kamu miliki.
Uang elektronik di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis, yakni e-money yang identitas penggunanya terdaftar dan e-money yang identitas penggunanya tidak perlu didaftarkan terlebih dahulu. Nah, masih berdasarkan Katadata, sekarang ini ada 73 entitas penerbit e-money, 21 di antaranya adalah lembaga bank dan 52 lainnya lembaga selain bank.
Landasan Hukum Uang Elektronik
Kamu mungkin bertanya-tanya, apakah uang elektronik ini legal? Jawabannya, tentu saja! Pemerintah Indonesia telah memiliki regulasi khusus yang mengatur tentang penggunaan uang elektronik. Landasan hukum dari penggunaan uang elektronik ini terbagi menjadi dua syarat, yakni Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tanggal 13 April 2009 perihal Uang Elektronik dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/11/DASP tanggal 13 April 2009 tentang Uang Elektronik.
Berapa Batas Nilai Uang Elektronik yang Diizinkan?
Seperti halnya kartu prabayar, uang elektronik juga memiliki batas saldo maksimum yang diizinkan. Namun, batas ini bisa berbeda-beda pada jenis uang elektronik dan penyelenggaranya. Jadi, cobalah untuk selalu memeriksa informasi terkait batas saldo maksimum sebelum mengisi ulang atau bertransaksi. Sebagai contoh, e-money GoPay batas maksimal saldonya adalah Rp2 juta dan Rp20 juta bagi yang sudah upgrade ke GoPay Plus. Batasan tersebut termasuk saldo dari isi ulang, transferan dari teman, bahkan cashback yang kamu dapatkan dari aplikasi.
Baca Juga: Cara Memilih Aplikasi E-wallet yang Aman
Pihak Penyelenggara Uang Elektronik di Indonesia
Penyelenggara e-money itu sebenarnya dibagi menjadi beberapa, seperti pengguna, penanggung jawab, penerbit, pihak ketiga yang menghubungkan e-money dengan merchant. Nah, di Indonesia sendiri ada 73 unit penyelenggara uang elektronik di Indonesia. Siapa sajakah itu? Yuk, kita cari tahu dua jenisnya berikut ini!
1. Lembaga perbankan
Penyelenggara yang juga menerbitkan uang elektronik di tanah air adalah lembaga perbankan. Di Indonesia sekarang ini sudah banyak bank yang menghadirkan layanan digital sehingga transaksi keuangan bisa dilakukan secara lebih mudah. Beberapa contohnya mungkin sudah sangat akrab di telinga kamu, seperti mobile banking BCA.
2. Lembaga non-bank
Selain lembaga perbankan, ada juga penyelenggara dari lembaga non-bank. GoPay adalah salah satu contoh uang elektronik dari lembaga non-bank yang sangat populer. Layanan ini hadir sebagai solusi bagi masyarakat yang menginginkan kemudahan dalam bertransaksi tanpa harus terikat dengan satu bank tertentu.
Bahkan, untuk isi ulang saldonya pun kamu tak perlu punya mobile banking, lho! Cukup kunjungi mitra terdekat, seperti Indomaret dan Alfamart, maka kamu sudah bisa menambah nominal saldo e-wallet ini. Selain itu, kamu juga bisa sekalian top up ke driver Gojek setelah perjalananmu sampai di tujuan.
Manfaat Uang Elektronik untuk Pebisnis
Ada beberapa manfaat yang bisa dirasakan oleh para pelaku usaha apabila menyediakan layanan digital dalam pembayarannya. Simak keempat benefit-nya!
1. Perlindungan dari uang palsu
Kamu mungkin sering khawatir akan terjadinya tindak penipuan bisnis. Maka, tidak heran bila banyak pelaku usaha yang memanfaatkan lampu ultraviolet untuk mendeteksi keaslian mata uang. Nah, apabila kamu merasa bahwa hal ini sudah mulai ditinggalkan, beralihlah ke metode pembayaran digital menggunakan uang elektronik supaya terhindar dari aksi kriminal.
Transaksi bisnis yang diselesaikan dengan e-money dapat membuat konsumen maupun pemilik usaha terhindar dari resiko kerugian akibat uang palsu. Sebab, pembayaran akan dilakukan tanpa melibatkan uang tunai sedikit pun. Akan tetapi, kamu tetap harus berhati-hati kalau transaksinya dilakukan secara online, bukan di merchant fisik.
2. Kemudahan rekapitulasi transaksi
Proses rekapitulasi bisnis yang sering dilakukan oleh para pelaku usaha di akhir hari atau bulan memang terkesan rumit, apalagi kalau metode yang kamu terapkan masih manual. Namun, bagi kamu yang sudah menerapkan metode pembayaran digital, agenda ini tentunya bisa terasa lebih mudah daripada yang dibayangkan.
Bayangkan, transaksi dengan metode pembayaran digital itu bisa tercatat secara otomatis, lho! Sehingga, para pelaku usaha pastinya akan memiliki catatan keuangan setiap harinya. Bahkan, transaksi keuangan ini tercatat secara otomatis dalam sistem. Sangat mempermudah dan meringankan pekerjaan akuntansi, kan?
3. Lebih banyak media dan strategi promosi
Salah satu manfaat yang sangat menguntungkan para pelaku usaha adalah terdapat banyak promo yang dapat memancing konsumen untuk berbelanja. Sebab, biasanya para penyelenggara e-money akan melakukan kerja sama dengan pemilik merchant dan menyediakan promo dalam bentuk cashback, potongan harga, dan lain sebagainya.
Memberikan diskon dan penawaran yang menarik dapat menjadi salah satu strategi promosi ampuh bagi kemajuan bisnismu. Pasalnya, siapa di sini yang tidak suka dengan potongan harga? Oleh karena itu, cobalah untuk memanfaatkan keuntungan ini demi mengembangkan bisnis lewat pemasukan yang meningkat setiap harinya.
4. Waktu transaksi yang lebih cepat
Salah satu ciri khas penggunaan uang elektronik adalah membuat transaksi menjadi lebih cepat. Bagaimana tidak? Pelanggan bisa membayar transaksi di tokomu tanpa harus menunggu uang kembalian, sebab uang yang disetor jumlahnya pas dengan nominal tagihan. Di sisi lain, kamu pun bisa mengurangi antrian dan dapat melayani lebih banyak lagi pelanggan.
Manfaat Uang Elektronik untuk Pelanggan
Setelah melihat beberapa manfaat yang dapat dirasakan para pemilik usaha ketika menerapkan uang elektronik, kini saatnya mengetahui kegunaannya dari sisi konsumen.
1. Lebih praktis dan hemat tempat
Manfaat pertama e-money dari segi pelanggan adalah dapat menghemat tempat. Artinya, kamu tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah banyak yang membutuhkan banyak space di dalam tas atau kantong belanjaanmu. Hal ini tentunya akan semakin meningkatkan kenyamanan saat berbelanja.
Di samping itu, kamu juga akan merasa lebih aman daripada ketika harus membawa uang fisik dalam jumlah banyak. Kemungkinan pencurian itu bisa terjadi di mana saja, bahkan di tempat-tempat yang tidak kamu kira sebelumnya. Oleh karena itu, sebaiknya mulailah beralih ke e-money demi keamanan transaksi lebih lanjut.
2. Tidak perlu meminta kembalian
Uang kembalian sering menjadi kendala saat bertransaksi bisnis. Beberapa toko atau merchant mungkin akan kesulitan mencari kembalian, khususnya pada jam-jam ketika baru buka. Bahkan, beberapa dari mereka malah menyiapkan kembalian dalam bentuk barang, seperti permen atau lainnya, yang mungkin tidak kamu butuhkan.
Nah, daripada mendapatkan kembalian dalam bentuk barang yang tidak akan kamu pakai, alangkah lebih baik apabila kamu menggunakan uang elektronik untuk membayar transaksi. Dengan begitu, kamu bisa langsung membayar, menunggu pelayanan berikutnya, dan menikmati hasil transaksi secara lebih cepat.
3. Lebih hemat dengan berbagai promo
Persis seperti yang dijelaskan di atas, e-money itu biasanya menawarkan banyak promo menarik. Tidak hanya menguntungkan pemilik usaha, promo-promo hasil kolaborasi merchant dengan penyelenggara e-money ini tentunya juga bisa kamu manfaatkan untuk menghemat pengeluaran. Kamu bisa menghafalkan saja promo yang berlaku di setiap merchant, baik itu dalam bentuk potongan harga, cashback, atau buy 1 get 1. Semisal kamu adalah pengguna Gojek, biasanya ada promo gratis ongkir atau pengurangan biaya kirim untuk berbagai transaksi GoFood hingga GoSend.
4. Kemudahan perencanaan budget
Karena setiap transaksinya bisa tercatat secara otomatis, tentunya ini akan mempermudah perencanaan keuangan kamu pada periode berikutnya. Dengan pencatatan rutin, kamu jadi bisa mengetahui pengeluaran bulanan dan mengevaluasi pada bulan selanjutnya semisal ada yang mesti dihemat dan lain sebagainya.
Perencanaan budget tentunya memiliki peran yang amat vital dalam kehidupan sehari-hari manusia. Dengan perencanaan keuangan yang baik, alur kas tentunya akan lebih terkontrol sehingga kamu bisa menabung untuk kemudian hari. Dampaknya mungkin tidak terasa saat ini, tapi bisa sangat mempengaruhi masa depanmu nanti.
Baca Juga: NFC Adalah Teknologi Baru yang Canggih, Ini Cara Kerjanya!
Kelebihan dan Kekurangan Uang Elektronik
Meski punya banyak manfaat, entah bagi pemilik usaha maupun konsumen, uang elektronik tetaplah memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Untuk keuntungan, sudah jelas bahwa e-money ini bisa memberikan banyak hal padamu, misalnya transaksi jadi lebih praktis dan cepat, tersedia banyak promo, serta lebih ringkas.
Sementara itu, kekurangannya tak lain terletak pada hal-hal teknis. Misalnya, uang elektronik hanya bisa dipakai untuk membayar transaksi di merchant yang sudah berkolaborasi dengan penyelenggara e-money karena mesin yang digunakan tak bisa disamakan dengan EDC bank pada umumnya.
Di sisi lain, pengguna e-money pun hanya bisa bertransaksi dalam jumlah terbatas. Seperti yang kita ketahui bersama, ada saldo maksimal pada dompet digital kamu, seperti halnya GoPay yang disebutkan di atas. Maka, untuk melakukan transaksi dalam jumlah besar, kamu harus upgrade ke versi premium atau menggunakan metode pembayaran lainnya.
Risiko Penggunaan Uang Elektronik yang Perlu Diperhatikan
Pemakaian e-money nyatanya tak hanya memberikan banyak keuntungan bagi para penggunanya, melainkan juga menimbulkan risiko-risiko baru dalam bentuk digital. Seperti apa risiko penggunaan uang elektronik yang perlu kamu waspadai? Berikut adalah keempat hal yang biasa mengancam para pengguna!
1. Peretasan saldo
Bahaya yang mengancam para pengguna uang elektronik antara lain peretasan saldo. Saking canggihnya kemajuan teknologi membuat orang mungkin saja terkena musibah seperti ini. Peretasan saldo atau hacking ini bisa terjadi sehingga membuat uang yang kamu simpan di aplikasi e-money mendadak ludes.
Hacking tentunya menjadi masalah baru atau tantangan yang mesti dihadapi di era digital seperti sekarang. Untuk itu, sebagai pengguna, kamu mestinya perlu membekali diri dengan pengetahuan akan aplikasi uang elektronik yang terjamin keamanannya. Pastikan mereka sudah terdaftar di Bank Indonesia dan diawasi langsung oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) seperti halnya Gojek.
2. Kehilangan kartu
Electronic money itu beda halnya dengan e-wallet atau dompet digital yang biasanya punya layanan pengembangan aplikasi. Karena masih menerapkan metode kartu saja, e-money cenderung memiliki risiko kehilangan yang lebih besar. Saat kartu e-money hilang, otomatis saldomu tidak bisa dikembalikan lagi alias hangus.
Meski kamu bisa memblokir kartu e-money, tetap saja saldo yang ada di dalamnya tidak dapat kamu klaim lagi karena tidak ada rekening bank yang terkait. Oleh karena itu, penting untuk memiliki penyimpanan khusus sehingga risiko kehilangan ini bisa diminimalkan. Kamu boleh menggunakan dompet atau tapping holder supaya lebih aman dan praktis saat ingin transaksi di pintu tol.
3. Penipuan finansial
Penipuan finansial merupakan hal yang kerap terjadi di tengah iklim ekonomi digital seperti sekarang. Bagaimana tidak? Transaksi kini bisa dilakukan secara online hanya dengan beberapa kali klik saja, berbeda dengan dulu ketika kamu perlu datang ke ATM untuk melakukan pembayaran. Akibatnya, banyak tindak kriminal yang terjadi pada transaksi online ini.
Ada banyak modus yang dapat terjadi, misalnya transaksi fiktif yang merugikan pemilik merchant bahkan pengirimnya. Bahkan, ada pemilik usaha yang hanya mengirimkan produk bodong setelah menerima pembayaran dari pelanggan. Ini semua tentu karena transaksinya dilakukan secara online sehingga pembeli dan penjual tidak bertemu di satu tempat.
4. Sulit digunakan di daerah terpencil
Risiko berikutnya yang tidak asing di telinga adalah aksesnya terbatas, khususnya bagi masyarakat daerah terpencil. Kamu yang tinggalnya masih di pelosok pasti hanya bisa membayar menggunakan uang tunai. Hal ini terjadi antara lain karena rendahnya digitalisasi di tempat tersebut atau sulitnya akses terhadap fasilitas terkini. Oleh karena itu, bisnis-bisnis mikro yang letaknya berada di pelosok negeri cenderung tidak memiliki layanan pembayaran ini. Jadi, sebaiknya kamu tetap jaga-jaga membawa uang cash apabila memang bertujuan ke sana, ya!
Itulah penjelasan seputar uang elektronik di Indonesia yang penggunanya mulai banyak. Sebelum benar-benar memutuskan untuk menggunakan e-money dalam bisnis, pahami berbagai risikonya dan pastikan kamu mengikuti panduan dengan baik supaya transaksi aman terkendali. Kamu bisa ikuti langkah-langkah di atas atau memperkaya wawasan dengan membuka blog GoPay.
Bagi kamu yang tertarik untuk menggunakan e-money demi menunjang bisnis, segera lakukan pendaftaran pada link ini! Kamu juga bisa mengunjungi website GoPay untuk informasi lebih lanjut. Jangan khawatir, GoPay adalah penyedia layanan keuangan yang dapat memberikan kemudahan sekaligus dukungan bagi bisnis kecil sekalipun.