Teknologi fintech di Indonesia sudah semakin populer, terbukti dari banyaknya anggota Asosiasi Fintech Indonesia yang terus bertambah setiap tahunnya. Misalnya, per tahun 2022 lalu, jumlahnya sudah meningkat hingga 366 perusahaan. Tapi, bagaimanakah teknologi ini bisa berkembang di Indonesia, dan adakah manfaatnya bagi masyarakat? Untuk menemukan jawabannya, kamu bisa menyimak panduan lengkap di bawah ini sampai tuntas!
Definisi Fintech
Apa yang sebenarnya dimaksud dengan fintech? Pada dasarnya, fintech (financial technology) adalah inovasi dalam jasa keuangan yang melibatkan penggunaan teknologi digital untuk menunjang berbagai transaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Transaksi yang dimaksud pun tidak terbatas pada kegiatan jual beli di tempat retail ataupun antara dua perusahaan berbeda. Justru, inovasi teknologi finansial juga mencakup kegiatan lain seperti penyaluran pinjaman, jual beli di pasar modal, investasi, dan perencanaan keuangan dengan membuat anggaran maupun menabung di bank.
Tujuan Utama Fintech
Tujuan utama dari pengembangan fintech adalah untuk mempermudah transaksi keuangan di berbagai lapisan masyarakat, baik itu pelaku usaha maupun pengguna individu. Berkat adanya teknologi ini, semua orang diharapkan bisa menuntaskan kegiatan jual beli mereka dengan lebih efisien dan praktis.
Selain itu, fintech juga ada demi memitigasi masalah yang bisa dihadapi konsumen individu, pebisnis, maupun pembuat regulasi saat bertransaksi. Contohnya, risiko pencurian, pencucian uang, kehilangan pelanggan karena waktu layanan yang lebih lama, keterbatasan jam operasional layanan, dan masih banyak lagi.
Cara Kerja Fintech
Dari penjelasan di atas, kita bisa melihat teknologi fintech bisa menawarkan berbagai macam fungsi dalam konteks keuangan. Maka dari itu, tidak mengherankan jika model dan cara kerja fintech pun juga sangat beragam. Seperti apakah contohnya? Ini dia penjelasannya:
1. P2P lending
Sering mendengar layanan pinjaman online yang bertambah banyak belakangan ini? Itulah contoh dari fintech P2P lending (peer-to-peer lending)! Apa itu P2P lending, sebenarnya? Sederhananya, ini merupakan jasa keuangan yang memberikan pinjaman dana kepada siapapun yang membutuhkannya.
Bagaimanakah cara kerja dari model bisnis satu ini? Pertama, perusahaan penyedia P2P lending akan mengumpulkan investor atau orang-orang yang bersedia menyumbangkan uang mereka kepada para pemohon. Lalu, jika ada pemohon yang membutuhkan dana, perusahaan akan meneruskan uang para investor kepada mereka.
Setelah mendapatkan uang tersebut, pemohon harus membayar kembali pinjaman yang mereka dapatkan. Dalam kasus P2P lending untuk bisnis, pelaku usaha perlu membagi pemasukan mereka dengan investor serta perusahaan penyedia jasa.
2. Crowdfunding
Sebenarnya, cara kerja crowdfunding hampir sama seperti P2P lending, tetapi dengan sedikit perbedaan. Intinya, crowdfunding adalah sistem pembiayaan masal yang konsep dasarnya sama dengan patungan.
Biasanya, platform crowdfunding ada untuk menghubungkan orang-orang yang ingin memasarkan kebutuhan mereka kepada masyarakat luas, serta orang-orang yang siap membantu sesama dengan uang mereka.
Lalu, untuk platform yang ditujukan bagi calon pebisnis atau pelaku industri kreatif, mereka bisa menjual sebuah ide, konsep, dan prototipe. Kemudian, para donatur bisa bersama-sama menemukan proyek yang paling menarik perhatian mereka dan menyumbangkan uang kepada pemilik ide tersebut hingga mencapai target dana yang diinginkan.
3. Bank digital
Kini, sudah ada banyak bank konvensional di Indonesia yang menawarkan layanan perbankan digital, contohnya aplikasi mobile banking di smartphone dan website internet banking yang bisa diakses melalui komputer. Tapi, hal ini berbeda dengan bank digital yang berarti semua transaksi dilakukan melalui perangkat elektronik saja.
Praktisnya dari teknologi fintech ini adalah nasabah bisa mengakses semua fitur yang sebelumnya hanya tersedia di mesin ATM atau dengan mendatangi kantor cabang bank. Aksesnya pun juga lebih mudah karena mereka hanya perlu membuka aplikasi yang sudah terpasang di perangkat mereka, dan mereka bisa langsung menyelesaikan berbagai transaksi.
Tak sampai di sana saja, layanan perbankan digital juga membantu kemudahan perencanaan keuangan nasabah. Alasannya, kini mereka tidak perlu ke kantor cabang bank hanya untuk mencetak riwayat rekening terbaru di buku tabungan untuk melacak pemasukan dan pengeluaran. Alternatif mudahnya, mereka bisa mengakses semua data transaksi melalui menu mutasi rekening dan memfilter periode waktu yang ingin diperiksa.
Baca juga: Mengenal Lebih Dalam Layanan Digital Banking di Indonesia
4. Dompet digital
Tidak berbeda jauh dengan layanan bank digital, sekarang kamu bisa menyimpan semua data kartu debit, kartu kredit, loyalty card, saldo rekening bankmu, dan bahkan saldo aplikasi tertentu lewat satu aplikasi smartphone. Kecanggihan ini ada berkat teknologi fintech berupa dompet digital, juga lebih sering dikenal dengan istilah e-wallet.
Bagaimanakah cara kerja dompet digital? Sebelum bisa mengakses semua fiturnya, tentu kamu harus mendapatkan aplikasinya terlebih dahulu, lalu mendaftarkan akun dan menyelesaikan proses verifikasi data sesuai ketentuan hukum.
Saat kamu bertransaksi menggunakan aplikasi dompet digital, sistem akan mengizinkanmu memilih metode pembayaran yang sudah tersimpan. Kemudian, sistem aplikasi yang sama akan meneruskan data pembayaranmu ke alat transaksi milik merchant, dan data saldomu akan dicocokkan dengan informasi yang tersimpan di server. Jika datanya sudah cocok dan valid, saldomu akan langsung berkurang, dan kamu akan mendapatkan bukti transaksi secara digital.
Baca juga: Serba-serbi Sistem Pembayaran Digital untuk Bisnis
5. Manajemen risiko dan aset
Pengelolaan risiko dan aset pribadi mencakup banyak aspek, mulai dari pelacakan pengeluaran hingga investasi. Maka dari itu, umumnya aplikasi fintech yang masuk ke kategori ini memiliki salah satu dari dua fungsi utama tersebut.
Misalnya, pada aplikasi smartphone untuk berinvestasi, kamu bisa menyalurkan dana yang ditransfer dari rekening bankmu untuk membeli saham, reksa dana, obligasi, atau instrumen investasi lainnya. Kemudian, danamu akan langsung diteruskan ke pasar modal, dan kamu bisa melacak portofoliomu tanpa harus berpindah aplikasi.
Selanjutnya, untuk aplikasi perencanaan keuangan, kamu bisa mengakses berbagai informasi tentang cara mengelola keuangan dengan baik serta fitur-fitur lain seperti pembuatan budget. Jadi, kamu bisa memastikan bahwa pengeluaranmu tidak melebihi pemasukan dengan lebih mudah dan terstruktur, entah untuk keperluan pribadi maupun bisnis.
6. Aggregator
Pernahkah kamu kebingungan mencari banyak informasi yang tersebar di internet untuk keperluan tertentu? Untungnya, kini sudah ada fintech yang bertujuan mengumpulkan semua referensi tersebut di satu tempat agar lebih mudah diakses, yaitu layanan market aggregator atau lebih dikenal dengan istilah comparison site.
Sesuai namanya, kamu bisa membandingkan lebih dari satu produk atau jasa berdasarkan harga, ulasan, dan aspek lainnya tanpa harus berpindah website melalui layanan ini. Untuk mengakses layanan ini, kamu harus membuat akun terlebih dahulu dan memasukkan data preferensimu. Nah, data inilah yang kemudian akan menjadi basis untuk rekomendasimu.
Kalau kamu sudah mengisi detail yang diperlukan, sistem website akan otomatis memberimu lebih dari satu opsi berdasarkan kebutuhanmu. Dari sana, kamu pun bisa langsung memilih opsi yang diinginkan, dan kamu akan diarahkan ke halaman resmi untuk pendaftaran layanan yang terkait di luar website tersebut.
Manfaat Fintech
Populernya fintech di Indonesia dari awal hingga sekarang sudah menguntungkan banyak orang, baik pelanggan individual maupun calon pebisnis. Apa saja keuntungan spesifiknya? Kamu bisa menyimak berbagai manfaat teknologi keuangan di bawah ini:
1. Mempermudah transaksi finansial
Sejalan dengan tujuan utama diciptakannya fintech, adanya teknologi ini bisa membuat transaksi keuangan lebih cepat dan mudah. Sebab, kamu tidak perlu lagi mendatangi mesin ATM, kantor bank, atau bahkan kantor pemberi pinjaman hanya untuk mendapatkan apapun yang kamu butuhkan. Justru, kamu bisa menyelesaikan semua permohonan maupun transaksi tersebut dari tempatmu saat ini selama kamu punya gadget yang memadai dan terhubung ke jaringan internet.
Tak berhenti sampai di sana saja, terkadang beberapa transaksi keuangan memerlukan waktu penyelesaian selama beberapa saat demi alasan keamanan. Tapi, kalau kamu menggunakan teknologi fintech, kamu bisa menuntaskannya secara real-time tanpa harus menunggu lagi. Jadi, kamu pun dapat menyelesaikan urusan mendesak dengan lebih tenang.
2. Memperlancar akses pendanaan
Saat kamu baru berstatus sebagai pemilik UMKM pemula tanpa riwayat kredit yang terlalu mendalam, kemungkinan kamu mendapatkan pinjaman dari lembaga konvensional relatif kecil. Sebab, mereka tidak ingin mengambil risiko gagal bayar dengan informasi latar belakang pemohon yang masih sedikit. Tentunya, hal ini akan menghambat usahamu mewujudkan ide bisnis impian.
Namun, dengan fintech, kamu bisa mendapatkan dana dengan mudah. Alasannya, kalau kamu ingin mengakses layanan pendanaan, kamu cukup mengunjungi website mereka dan menyelesaikan proses pendaftaran secara digital. Bahkan, kamu juga tidak perlu menyiapkan terlalu banyak dokumen. Umumnya, KTP yang masih berlaku saja sudah memadai.
3. Mendorong inklusi keuangan
Kemudahan akses fintech bisa menciptakan ekosistem keuangan yang inklusif di sebuah negara. Sebab, semua orang bisa mengakses layanan finansial dari lembaga penyedia jasa dengan lebih mudah karena mereka tidak perlu repot-repot mengatur jadwal hanya untuk mengunjungi kantor cabang. Sebaliknya, cukup dengan gadget yang memadai dan kartu tanda identitas yang masih berlaku, mereka bisa menyempatkan waktu kapan saja.
Dengan layanan yang lebih mudah diakses pun, akan semakin banyak orang yang berani merintis usaha mereka serta mengelola keuangan dengan lebih sistematis. Selain itu, mereka juga bisa mendapatkan informasi penting tentang edukasi finansial dengan lebih praktis.
4. Meningkatkan kesejahteraan hidup
Tahukah kamu kalau fintech bisa meningkatkan taraf hidup? Rahasianya, saat kamu membuka usaha yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, kamu dapat menambah pemasukan untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder dengan lebih mudah.
Bahkan ketika kamu tidak menjalankan bisnis sendiri pun, kamu tetap bisa semakin mendekatkan diri menuju kebebasan finansial karena kamu sudah tahu cara mengelola keuangan dengan tepat dan mudah, sekaligus melindungi nilai kekayaanmu dari inflasi dengan investasi. Tentunya, semua hal tersebut baru bisa terwujud dengan layanan keuangan yang mudah diakses, baik untuk pendanaan maupun pengelolaan keuangan.
5. Bantu meningkatkan ekonomi sosial
Manfaat fintech tidak hanya berhenti sampai di lapisan individual atau komunitas, lho! Justru, semakin banyak orang dan pelaku usaha yang sejahtera, mereka juga akan memiliki lebih banyak uang untuk diteruskan kepada negara. Salah satunya, melalui pajak. Nah, dari pajak inilah sebuah negara bisa meningkatkan kekuatan ekonomi nasional mereka serta kesetaraan sosial masyarakatnya.
Dengan terpenuhinya kedua aspek tersebut, negara pun bisa semakin bersaing di kancah internasional dan meningkatkan ketahanan di masa-masa tidak menentu. Jadi, risiko krisis moneter yang merugikan masyarakat pada akhirnya akan berkurang.
Perkembangan Fintech di Indonesia
Penasaran dengan bagaimana teknologi fintech bisa berkembang di Indonesia, dari awal hingga sekarang? Semuanya bermula dari meningkatnya tren belanja online melalui layanan e-commerce pada pertengahan tahun 2010-an. Tentunya, layanan ini tidak bisa menerima pembayaran secara tunai, sehingga banyak pebisnis yang memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat sistem metode pembayaran secara digital, seperti e-wallet.
Namun, saat menyadari bahwa lebih dari 50% populasi Indonesia tidak memiliki akses rekening perbankan maupun penyaluran kredit, banyak pelaku bisnis yang berlomba-lomba menawarkan layanan pinjaman online dan perbankan digital untuk mempermudah konsumen dan pelaku usaha. Maka dari itu, mendekati tahun 2020, kamu bisa menemukan banyak penyedia pinjaman secara online dalam bentuk P2P lending dan crowdfunding.
Memasuki tahun 2020, tren transaksi secara cashless pun semakin populer karena masyarakat tidak bisa keluar rumah untuk melakukan kegiatan jual beli saat pandemi. Sebagai solusi yang lebih aman, mereka pun beralih ke aplikasi fintech untuk memenuhi kebutuhan, sehingga volume transaksi digital pun meningkat pesat hingga saat ini.
Dasar-dasar Hukum Fintech di Indonesia
Operasional fintech di Indonesia wajib tunduk kepada hukum, lebih tepatnya peraturan yang dibuat dua lembaga di bawah ini:
1. Peraturan dari OJK
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 77/POJK.01/2016 Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI) lebih banyak mengatur penyedia layanan P2P lending, crowdfunding, dan manajemen aset serta risiko. Ini ditambahin link dari ojknya ya
Isi peraturan tersebut mencakup natas suku bunga tertinggi yang boleh dibebankan kepada pemohon pinjaman oleh penyedia layanan P2P lending, standar keamanan perlindungan data, metode penagihan pembayaran yang diizinkan, dan penggunaan dana pinjaman itu sendiri.
Kemudian, khusus untuk fintech investasi, POJK yang sama menentukan kepemilikan saham yang diperbolehkan, kewajiban membuat escrow account, dan modal minimal untuk mencegah praktik pencucian uang.
2. Peraturan dari BI
Lalu, apa saja peraturan yang mengatur operasional fintech bank digital dan dompet digital? Ada Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran (PTP) yang mencakup banyak hal. Misalnya, izin persetujuan pemrosesan transaksi keuangan, standar keamanan yang harus ditetapkan untuk melindungi data nasabah, dan larangan dalam pemrosesan itu sendiri.
Selain itu, ada juga PBI yang mengatur operasional aplikasi fintech itu sendiri, yaitu PBI Nomor 19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial. Isi dari peraturan ini terdiri dari kewajiban penyelenggara fintech bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk menegakkan hukum, melindungi konsumen, melakukan audit berkala, serta mencegah tindak pencucian uang.
Hadirnya fintech di tanah air sudah membawa banyak manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama dari segi kesejahteraan hidup dan kemudahan bertransaksi. Bahkan, teknologi ini diprediksi akan terus berkembang seiring dengan majunya transisi menuju cashless society dan era digital 4.0.
Keberadaan GoPay Merchant bisa membantu akselerasi penerapan cashless society, terutama di kalangan pelaku usaha. Sebab, kamu bisa menerima berbagai pembayaran non-tunai dari pelanggan melalui kode QRIS sebagai satu pintu.
Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan akses laporan keuangan yang mendetail untuk membantumu memetakan strategi bisnis berikutnya, juga kemudahan membuat promosi yang menarik agar bisnismu lebih mudah ditemukan jutaan pengguna aktif GoPay! Hasilnya, kamu bisa semakin sukses. Yuk, jadilah bagian dari pionir era digital dengan mendaftar sebagai GoPay Merchant!