Semua pemilik usaha memiliki keinginan untuk memperluas cakupan bisnisnya. Berbagai cara akan dilakukan untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan beragam. Salah satu cara yang umumnya ditempuh oleh pelaku bisnis adalah dengan mengetahui cara kerja mass market atau pemasaran massal. Tujuan mass market adalah untuk memperbanyak pelanggan dari berbagai kalangan. Memangnya, seperti apa ciri-ciri, apa bedanya dengan niche market, apa saja manfaat, teknik, jenis, dan contohnya? Temukan semua jawabannya di bawah ini!
Apa Itu Mass Market?
Mass market adalah pemasaran massal yang dilakukan bisnis untuk pasar yang cakupannya lebih luas. Bisa dibilang, jenis marketing yang satu ini berbanding terbalik dengan niche market yang targetnya cukup spesifik. Sementara itu, mass market sendiri berasal dari tahun 1990-an ketika ada produksi buku berjudul mass market paperback dirilis. Setelahnya, banyak orang yang mulai mengikuti teknik pemasaran ini untuk menjual berbagai macam produk atau jasa.
Ciri-Ciri Mass Market
Karena strategi promosinya bersifat massal atau ditujukan untuk banyak orang, maka ada semacam ciri-ciri khusus yang menandai metode ini. Apa sajakah itu?
-
Target pasar yang luas
Salah satu ciri paling terlihat dari mass market adalah target pasarnya yang luas. Sesuai namanya, strategi pemasaran yang dipakai memang ditujukan untuk banyak orang. Dulu mass market dijalankan melalui media-media massal, seperti TV, radio, dan koran. Akan tetapi, sekarang ini mass market punya media yang lebih banyak lagi setelah hadirnya media sosial dan platform streaming online.
Dengan target pasar yang begitu luas, otomatis pesan-pesan pemasaran yang disampaikan tidak bisa spesifik mengarah ke komunitas, usia, atau golongan tertentu. Sebab, kamu harus bisa relevan di antara sekian banyak target pelanggan. Makanya, biasanya cuma bisnis-bisnis berskala besar aja yang melaksanakan mass market ini, seperti Coca-Cola, Apple, Converse, dan banyak merek lainnya.
-
Produk yang bersifat homogen
Bukan hanya spesifik ke target pasarnya yang lebih luas, mass market umumnya juga digunakan oleh perusahaan bisnis yang produk atau jasanya bersifat homogen. Ketika produk yang kamu jual tidak terlalu variatif, strategi pemasaran yang umum bisa dilaksanakan. Pasalnya, kamu tidak perlu memetakan pasar berdasarkan produk yang kamu jual.
Sesuai dengan brand yang sudah disebut di poin sebelumnya, semua menjual produk yang homogen. Coca-Cola fokus pada bisnis F&B, Apple produknya berupa alat elektronik, dan Converse menjual aneka macam alas kaki dan perlengkapan olahraga lainnya. Dengan begitu, secara tidak langsung mereka memang sudah memetakan pasarnya sehingga bisa langsung memperluas pemasarannya aja.
-
Berfokus pada harga
Perusahaan yang bisa menggunakan mass market strategy biasanya punya kompetitor yang menawarkan hal serupa. Dengan produk atau jasa yang mirip, otomatis pelanggan jadi lebih muda pindah ke brand lain bila ada yang harganya lebih murah. Karena itu, fokus mass market adalah pada harga produknya.
Mass Market vs Niche Market, Apa Bedanya?
Di atas sudah disebutkan bahwa mass market merupakan kebalikan dari niche market yang targetnya lebih spesifik. Lalu, sebenarnya apa perbedaan dari kedua jenis proses pemasaran ini?
-
Ukuran target pasar
Target market untuk pemasaran massal dan niche tentu berbeda. Pemasaran massal berfokus pada jumlah audiens yang lebih banyak, sedangkan niche market punya target yang lebih spesifik. Mass market biasanya juga tidak mengklasifikasikan audiens mereka berdasarkan demografi, psikografi, geografi, perilaku, atau kebiasaan mereka dalam berbelanja. Berbeda halnya dengan niche market yang sangat memperhatikan hal ini karena goal marketing-nya pun lain.
-
Sumber daya yang dibutuhkan
Karena jangkauan pasarnya aja beda, makanya sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan proses ini pun berbeda. Mass market mungkin butuh orang yang lebih banyak dan bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Sementara itu, niche market bisa jadi butuh kuantitas yang tak kalah banyak, tapi jangkauan dari masing-masing personel mungkin tidak seluas pada proses pemasaran massal. Kita bisa ambil contoh influencer yang dibutuhkan untuk mass market biasanya harus punya pengikut sekian juta, sedangkan influencer niche market mungkin cukup jumlah pengikut 2 ribu aja.
-
Fokus terhadap latar belakang konsumen
Perbedaan mass market dan niche market juga bisa dilihat dari fokus marketing bisnis. Ketika kamu melihat latar belakang konsumen, artinya itu termasuk proses pemasaran yang berfokus pada pasar skala kecil. Sementara itu, mass market umumnya tidak terlalu memperhatikan latar belakang pelanggan. Jadi, bisnis tidak peduli terhadap usia, jenis kelamin, kebutuhan, permasalahan, perilaku, dan kebiasaan belanja audiens.
-
Biaya yang diperlukan
Dengan target yang lebih luas, tentu biaya yang mesti digelontorkan untuk menjalankan mass market itu cukup banyak, berbeda halnya dengan niche market. Bisa kita bayangkan ketika kamu akan berkolaborasi dengan influencer kelas A, tentu budget yang diperlukan akan lebih besar daripada ketika kamu menggunakan jasa macro influencer. Belum lagi, kuantitas konten, flyer, atau spanduk yang mungkin perlu kamu cetak saat melakukan pemasaran massal, pasti jumlahnya juga akan lebih banyak.
Manfaat Mass Market untuk Bisnis
Mass market untuk bisnis tetap diperlukan karena setiap pelaku usaha pasti ingin unit bisnisnya berkembang seluas-luasnya. Biar kamu makin paham, baca sederet manfaatnya di bawah ini, yuk!
-
Bantu menghemat biaya
Mungkin di bayanganmu budget untuk pemasaran massal itu selalu lebih banyak dibandingkan dengan niche market. Padahal, dengan target audiens yang tidak dipetakan sama sekali, kamu justru bisa membuat satu strategi yang dapat diterapkan ke berbagai target market. Jadi, bisa dibilang kamu bisa menghemat biaya karena tidak perlu membuat banyak plan dengan budget yang mungkin akan lebih bengkak.
-
Menjangkau lebih banyak orang
Mass market memang ditujukan untuk banyak orang. Dengan sumber daya yang demikian banyak, baik dari segi media maupun jumlah orang yang akan berkontribusi untuk melakukan pemasaran massal ini, jangkauannya akan lebih luas jika dibandingkan dengan niche market. Hal ini mungkin karena mass market tidak memetakan konsumen berdasarkan klasifikasi tertentu.
Ketika bisnis sudah bisa menjangkau lebih banyak orang, kamu punya kemungkinan untuk memiliki total pendapatan yang lebih besar daripada sebelum melakukan mass market. Sebab, salah satu alasan konsumen tidak membeli produkmu pasti juga karena tidak tahu eksistensi bisnismu di bidang tertentu.
-
Meningkatkan penjualan
Seperti yang sudah disinggung pada poin sebelumnya, konsumen itu butuh tahu keberadaan bisnismu, barulah mereka mungkin akan membeli barang di tempatmu. Nah, kalau kamu melakukan teknik mass market yang menjangkau banyak orang, kemungkinan besar audiens yang berada di antah-berantah dan tak tahu bisnismu sama sekali jadi tertarik membeli. Akibatnya, pemasukan bisnis pun meningkat.
Namun, saat akan penjualan meningkat, pastikan kamu tetap menjaga kualitas produk atau jasa yang bisnismu tawarkan. Sebab, bisnis tak hanya diandalkan konsumen ketika harganya murah atau pemasarannya gencar aja, tapi juga ketika kualitasnya konsisten dari waktu ke waktu, apalagi kalau bisnis yang kamu tekuni adalah di bidang F&B (Food & Beverages). Kualitas rasa dan pelayanan tentu akan jadi hal utama yang dicari oleh pelanggan ketika balik lagi ke bisnismu.
-
Menghemat waktu promosi
Pendekatan yang tidak didasarkan pada beberapa kalangan aja bikin mass market lebih hemat waktu daripada ketika kamu melaksanakan niche market. Bayangkan aja, kamu hanya perlu memahami permasalahan sekelompok besar orang, bukan kebutuhan setiap bagian kecil dari mereka. Tentu ini akan menghemat lebih banyak waktu karena pesan yang kamu sampaikan sama.
Waktu promosi yang lebih singkat pastinya akan menghemat budget juga karena kamu tak perlu memikirkan banyak rencana lain saat melaksanakan plan tersebut. Dengan begitu, bisnis bisa segera berfokus pada hal berikutnya yang juga perlu diawasi, direvisi, atau dikerjakan. Pada akhirnya, bisnismu pun berjalan secara seimbang, deh!
Jenis Teknik Mass Market
Ada dua teknik mass market yang paling terkenal, yaitu guerrilla marketing dan shotgun approach. Apa penjelasan dari masing-masing teknik tersebut? Ini dia jawabannya untukmu!
-
Guerrilla marketing
Jenis pemasaran yang pertama adalah guerrilla marketing atau teknik promosi yang hadir untuk merombak strategi lama. Biasanya, teknik ini dilakukan di media pemasaran yang lebih modern, misalnya media sosial atau platform streaming online. Konten yang dihadirkan juga dibuat semenarik mungkin agar berhasil memikat perhatian banyak orang.
Karena hadir sebagai solusi pemasaran yang lebih kontemporer, biasanya hal-hal yang dihadirkan dalam materi guerrilla marketing lebih memorable. Sebab, marketers ingin menciptakan dampak yang ramai dibicarakan orang. Dengan begitu, brand yang muncul tidak hanya diperbincangkan di ranah online, tapi juga dari mulut ke mulut secara langsung.
-
Shotgun approach
Shotgun approach adalah strategi marketing yang digunakan untuk mencapai target market lebih luas dengan memanfaatkan berbagai strategi pemasaran. Sesuai namanya, yakni shotgun, teknik pemasaran di sini lebih berusaha untuk menyebarkan sebanyak mungkin peluru ke berbagai penjuru. Jadi, bisa dibilang langkah-langkah yang diambil mungkin tidak sekreatif guerrilla marketing.
Meski begitu, bukan berarti shotgun approach membutuhkan biaya yang lebih sedikit dibandingkan dengan jenis sebelumnya. Sebab, umumnya marketers akan memilih metode-metode mainstream yang mengeluarkan banyak biaya, seperti pemasaran lewat televisi, radio, hingga billboard-billboard besar di jalanan. Tujuannya tak lain untuk memikat perhatian konsumen dalam cakupan yang lebih luas lagi.
Baca juga: Panduan Lengkap Promosi untuk Mitra Usaha : Memacu Pertumbuhan Bisnis
Contoh Mass Market
Ada banyak sekali, kok, perusahaan yang menjalankan teknik mass market ini. Berikut adalah contohnya untuk masing-masing bidang usaha. Simak sampai akhir, ya!
-
Bidang F&B
Di bidang makanan dan minuman, contoh brand yang menjalankan teknik mass market adalah Coca-Cola. Mereka menjual barang yang minim varian, lagipula itu merupakan produk minuman yang murah dan bisa dijangkau banyak orang. Di sisi lain, siapa yang tidak suka minum minuman bersoda? Sebagian besar masyarakat di dunia pasti senang akan hal ini.
Dengan produk yang spesifik, Coca-Cola jadi bisa menjalankan strategi mass market yang menyebar ke banyak kalangan tanpa perlu memetakannya menjadi beberapa bagian. Untuk meminum produk seperti Coca-Cola, kamu tidak perlu membedakannya berdasarkan usia, gender, tempat tinggal, perilaku, dan sebagainya.
-
Bidang jasa
Kamu pasti tahu atau paling tidak pernah mendengar perusahaan FedEx yang menawarkan jasa pengiriman ke seluruh dunia. Padahal, FedEx ternyata tidak hanya memiliki layanan pengiriman, lho, melainkan juga transportasi dan layanan bisnis. Perusahaan ini awalnya didirikan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat.
Strategi promosi yang dijalankan tentu menggunakan teknik mass market karena targetnya adalah orang-orang di berbagai belahan dunia. Di samping itu, tarif yang mereka tetapkan juga cukup bersaing dengan perusahaan-perusahaan kompetitor. Inilah yang menjadikannya tidak perlu membuat pesan khusus untuk menjangkau niche market.
-
Bidang elektronik
Di bidang elektronik, kita bisa menyorot perusahaan Samsung yang menghadirkan berbagai macam produk, mulai dari smartphone, tablet, televisi, sampai peralatan rumah tangga lainnya. Meski menciptakan banyak produk, Samsung cukup pas kalau disebut memakai teknik pemasaran massal, sebab target market mereka memang lebih luas jika dibandingkan dengan Apple.
Sebagai perusahaan elektronik terkemuka di dunia, Samsung punya harga yang lebih variatif sehingga konsumen di kelas menengah ke bawah pun mampu membeli produk dari mereka. Di sisi lain, beberapa orang mungkin tidak memiliki akses ke pembelian perangkat Apple yang cenderung lebih eksklusif.
-
Bidang retail
Salah satu contoh yang paling terkenal dalam strategi pemasaran massal adalah promosi produk Indomie dari perusahaan Indofood. Brand ini secara aktif mempromosikan produknya melalui berbagai saluran, termasuk media cetak, media elektronik, dan media sosial. Indomie tidak membatasi target pasar tertentu, malahan justru berusaha menjangkau berbagai kalangan.
Selain itu, pesan atau tagline yang digunakan oleh Indomie mudah diingat dan menarik bagi semua kalangan konsumen, yaitu “Indomie, seleraku”. Brand ini sering kali menggunakan iklan atau kampanye yang menarik, termasuk penggunaan storytelling yang dapat membangkitkan emosi para audiens. Tidak heran kalau pada akhirnya Indomie berhasil merambah ke seluruh nusantara, bahkan hingga ke luar negeri.
Baca juga: Ide dan Cara Buat Strategi Promosi Usaha Retail untuk Pemula
Mass market adalah teknik pemasaran yang dilakukan untuk menarget lebih banyak audiens. Karena cakupannya lebih luas, biasanya strategi yang mereka gunakan harus bisa menjangkau semua kalangan. Hal ini berbanding terbalik dengan niche market yang target pasarnya lebih sempit daripada mass market.
Teknik marketing massal ini ada dua, yakni guerrilla marketing dan shotgun approach. Perbedaannya adalah pada kebaruan metode yang digunakan. Di atas juga sudah disebutkan contoh mass market di berbagai bidang industri. Jadi, semestinya sekarang kamu sudah paham betul tentang bagaimana mass market ini memengaruhi kesuksesan bisnis.
Nah, buat kamu yang masih bingung gimana cara menarget banyak massa untuk datang ke bisnismu, cobalah untuk mulai beralih ke metode pembayaran yang banyak digunakan di masa kini, yaitu cashless payment, salah satu contohnya QRIS.
Selain bisa mulai menerima pembayaran dengan QRIS, kamu juga bisa dapatkan manfaat yang lengkap dengan mendaftar sebagai GoPay Merchant. Contohnya, ada GoPay Spiker yang dapat melafalkan status transaksi sekaligus nominal pembayaran. Jadi, kesalahan nominal uang bisa diminimalkan, dan kamu bisa mempersingkat waktu pelayanan agar konsumen lebih betah berlangganan! Yuk, unduh aplikasi GoPay Merchant sekarang untuk dapatkan semuanya!