Memulai bisnis bukan berarti merancangnya dari nol, kok. Kamu juga bisa membangun usaha yang sudah lama beroperasi sebelumnya, inilah yang disebut sebagai franchise. Franchise adalah model bisnis yang bisa dibilang hanya membutuhkan modal uang, karyawan yang jujur dan disiplin, serta menentukan outlet di tempat strategis. Lalu, seberapa banyak keuntungan dari bisnis ini, apa saja jenisnya, dan gimana sistem bagi hasilnya? Yuk, kenali franchise lebih dalam melalui penjelasan berikut!
Apa Itu Franchise?
Franchise adalah sebuah sistem usaha yang dilaksanakan dengan cara bagi hasil. Anggaplah ada satu brand besar yang bisnisnya sudah beroperasi selama puluhan tahun. Mereka kemudian membuka peluang franchise. Maka, orang-orang yang nantinya menjual produk atau jasa dari brand tersebut akan memperoleh keuntungan dengan skema yang ditetapkan perusahaan.
Dalam hal ini, pemilik brand disebut franchisor, sedangkan yang menjalankan bisnis di bawahnya adalah franchisee. Tentunya, sebelum melakukan kerja sama, akan ada perjanjian yang disetujui oleh kedua belah pihak. Tujuannya adalah untuk mengatur jalannya usaha sampai besaran keuntungan yang harus disetorkan franchisee ke franchisor.
Cara Kerja Sistem Franchise
Nah, karena kamu sudah paham apa itu franchise, sekarang mari kita perdalam tentang sistem franchise. Pada dasarnya, franchisee hanya tinggal berusaha supaya omzet terus meningkat. Soalnya, semua alat produksi, bahan baku, resep, dan interior biasanya sudah dipersiapkan oleh franchisor. Jadi, kamu tinggal mencari tempat, karyawan, dan strategi marketing terbaik, deh!
Nah, skema bagi hasilnya juga macam-macam, lho, mulai dari 20:80, 30:70, atau 25:75. Bahkan, ada bisnis yang menyerahkan keuntungannya 100% pada satu outlet untuk pemiliknya. Jadi, tidak ada sistem bagi hasil. Tapi, setiap franchisee biasanya wajib membayar royalty fee selama kerja sama berlangsung. Royalty fee adalah semacam biaya membeli atau izin menjual produk dari brand itu.
Baca Juga: Serba-serbi QRIS Soundbox yang Praktis untuk Bisnis
Istilah Penting dalam Bisnis Franchise
Biar kamu makin paham soal franchise, ada beberapa istilah yang biasanya dipakai, nih. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini untuk menghindari kesalahpahaman!
1. Area franchise
Istilah pertama yang perlu kamu mengerti adalah area franchise. Maksudnya adalah franchise tidak melulu ditentukan oleh kehendak franchisee, lho, apalagi soal wilayah geografisnya. Beberapa perusahaan mungkin juga sudah menetapkan area-area tertentu yang berpeluang baik untuk dibukanya bisnis di sana. Nanti franchisor akan membuka peluang bagi perseorangan bahkan multiple franchisee untuk menjalankannya.
2. Business format franchising
Business format franchising adalah sistem waralaba paling oke karena menawarkan paket komplet, nih. Bukan cuma menjual merek saja, kalau brand menetapkan skema seperti ini, artinya kamu bakalan dapat bahan baku, alat produksi, interior yang khas dengan brand tersebut, bahkan materi promosi dari mereka.
Selain itu, kamu juga akan mendapatkan pemantauan secara berkala sehingga kondisi keuangan bisnismu terpantau dan bisa dipacu untuk makin naik lagi. Jadi, kamu benar-benar hanya perlu fokus untuk memperoleh pemasukan sebanyak mungkin dengan cara memilih outlet di lokasi terbaik dan merekrut karyawan terpercaya.
3. Conversion franchise
Conversion franchise adalah sistem ketika franchisor mengajak pelaku usaha untuk bergabung dalam rantai bisnis mereka supaya mendapatkan merek, logo, dan sistem yang sesuai standar brand. Hal ini bakal bikin bisnis terlihat lebih kompeten karena pengelolaannya dibantu oleh orang berpengalaman. Biasanya, conversion franchise dilaksanakan oleh hotel, misalnya seperti jaringan bisnis OYO atau RedDoorz.
4. Development agreement
Development agreement adalah perjanjian antara franchisor dengan franchisee seputar pengembangan usaha di wilayah yang dimiliki franchisor. Kemungkinan bakal ada penambahan titik lokasi penjualan yang berbeda dari perjanjian di awal. Jadi, ini akan memungkinkan franchisee buat menaruh lebih banyak hak milik di sektor-sektor tersebut.
5. Franchisor dan franchisee
Dari tadi kita sudah pakai istilah franchisor dan franchisee. Tapi, apakah kamu yakin kalau sudah paham tentang dua kata tersebut? Kalau belum, mari kita ulas sekali lagi, ya! Jadi, franchisor adalah orang atau pemilik brand pusat yang menawarkan peluang waralaba ke pihak lain. Sementara itu, franchisee adalah orang yang membeli atau menjalankan usaha dengan merek dari franchisor.
6. Franchise fee
Franchise fee adalah biaya yang dibayarkan franchisee kepada franchisor pada awal pembelian brand. Biasanya, pembayaran ini hanya dilakukan sekali saja dan franchisor akan memberikan timbal balik berupa pelatihan karyawan, manajemen bisnis, dan set up outlet pertama kali. Jadi, tenang saja karena dana yang kamu keluarkan juga akan diberikan kembali dalam bentuk yang lain, kok.
Sistem Bagi Hasil Franchise
Suatu hal yang pasti ketika kamu menjalankan bisnis franchise adalah ada sistem bagi hasil. Tapi, ternyata ada dua jenis skema yang bisa diterapkan sesuai kebijakan perusahaan, lho!
1. Berdasarkan nominal
Beberapa perusahaan mungkin akan menetapkan sistem bagi hasil berdasarkan nominal tertentu. Bisa dibilang, nominal yang harus kamu bayarkan setiap bulannya itu tetap karena sudah ditentukan di awal. Jadi, sistem bagi hasil di sini tidak bergantung nominal pemasukan usaha setiap bulannya.
Skema semacam ini bisa menguntungkan sekaligus merugikan kedua belah pihak, lho! Sebagai pelaku usaha pemula, franchisee mungkin akan sedikit keberatan ketika membayarkannya di awal berdirinya bisnis. Namun, seiring bertumbuhnya skala usaha, justru franchisor-lah yang nantinya tidak bisa mendapatkan keuntungan maksimal dari franchisee karena jumlahnya sudah fixed.
2. Berdasarkan persentase
Nah, skema yang kedua adalah berdasarkan persentase. Sistem bagi hasil yang satu ini bisa menguntungkan kedua belah pihak karena nominal pembayarannya akan naik dan turun mengikuti total omzet usaha kamu. Sebagai contoh, ketika pemasukan bisnis lagi tinggi, sistem bagi hasil yang kamu serahkan ke franchisor pun akan meningkat.
Tapi, biasanya besaran persentase bagi hasil antara franchisor dan franchisee itu beda-beda. Ditambah lagi, pemilik perusahaan pusat umumnya juga akan membedakan sistem bagi hasil pada lokasi usaha yang memang sudah ditentukan sejak awal (area franchise). Buat gambaran, kamu perlu menyerahkan setidaknya 5-20% dari total penghasilan usaha.
Baca juga: Tips Memulai Bisnis Franchise Makanan biar Untung Banyak
Keuntungan Bisnis Franchise
Meskipun menggunakan sistem bagi hasil dan keuntungan yang kamu peroleh tidak bisa dinikmati sendiri, tapi bisnis franchise tetap menawarkan kelebihan tersendiri, lho!
1. Mempermudah promosi usaha
Bisnis franchise pastinya unggul dari segi brand awareness. Maksudnya adalah kamu jadi tidak perlu memperkenalkan usaha dari awal karena masyarakat sudah kenal dengan brand tersebut. Peluang konsumen buat membeli produk atau jasa dari tempatmu pun meningkat dan budget marketing bisa dialihkan untuk hal lain.
Bukan cuma itu, kamu juga tidak perlu memikirkan soal resep dan inovasi-inovasi bisnis yang harus dilakukan setiap beberapa periode sekali. Hal semacam ini juga bisa menyita banyak waktu, lho! Ditambah lagi, perusahaan biasanya juga menawarkan set up outlet bisnismu sebelum launching. Jadi, semua kegiatan operasionalnya dijalankan sesuai standar yang sudah terbukti kesuksesannya.
2. Sudah sepaket dengan fasilitas usaha
Nah, biar kamu makin paham penjelasan di poin tadi, mari kita bahas lebih jelas di sini. Bisnis franchise biasanya akan berjalan sesuai dengan standar brand asalnya. Ketika franchisor menjalankan bisnis dengan resep A, alat B, dan desain interior C, maka kamu juga akan mendapatkan hal serupa di outlet-mu kelak.
Keseragaman yang dilaksanakan dari hulu ke hilir ini membuat rasa kepercayaan konsumen meningkat, soalnya mereka akan berpikir bahwa mutu produk yang kamu jual itu sama saja, kok, dengan cabang di daerah X. Dengan trust yang tinggi, kemungkinan pemasukan bisnismu pun bisa lebih tinggi daripada bisnis rintisan pribadi.
3. Tidak perlu repot membuat SOP
Kelebihan lainnya dari menjalankan bisnis franchise adalah pondasi bisnisnya sudah matang dan kamu tinggal melaksanakannya secara estafet. Kamu jadi tidak perlu repot-repot merancang model bisnis seperti apa yang akan dipakai. Hal ini sangat bermanfaat saat kamu akan merekrut karyawan karena mereka akan tahu bagaimana standar bekerja di tempatmu.
Kebijakan semacam itu disebut SOP atau Standar Operasional Perusahaan. Bukan hanya penting untuk memberikan batasan pada karyawan, SOP juga menentukan bagaimana kamu akan mengelola supply chain atau rantai pasok bisnismu. Semua itu memengaruhi cara kerja usahamu dan menentukan kesuksesan dalam jangka panjang.
4. Memiliki mitra bisnis yang berpengalaman
Mitra bisnis yang berpengalaman bakal kamu dapatkan ketika menjalankan bisnis franchise. Bukan hanya dengan sesama franchisee, hubunganmu dengan franchisor tentu bakal memberikan banyak insight yang tidak kamu peroleh ketika merintis usaha sendiri. Semua ini bisa jadi bekalmu buat mengembangkan usaha.
Nah, hubungan dengan sesama franchisee biasanya juga dapat terjalin karena ada acara-acara gathering yang dilaksanakan oleh franchisor. Coba ikutilah acara semacam ini karena bakal meningkatkan pengalamanmu dengan belajar dari orang lain. Jadi, kamu bisa terhindar dari kesalahan yang dialami oleh pengusaha-pengusaha pemula, deh.
Jenis-Jenis Bisnis Franchise
Tahukah kamu kalau bisnis franchise itu ada banyak jenisnya? Makanya, sebelum memutuskan bakal terjun di industri tertentu, kenali dulu beberapa contohnya di bawah ini, yuk!
1. Franchise F&B
Franchise F&B adalah bisnis yang dijalankan di ranah makanan dan minuman. Karena ada di sektor makanan dan minuman, target market usaha ini tentu lebih luas karena semua konsumen membutuhkan makanan dan minuman setiap harinya. Tapi, keuntungan yang kamu peroleh (margin) juga mungkin tidak sebesar ketika membuka bisnis di bidang yang lain.
Bisnis F&B juga lebih mudah dari segi pasokan bahan baku karena kamu tidak perlu mencari hingga ke daerah lain, kecuali kalau makanan atau minuman yang kamu jual memang menawarkan bahan premium. Kamu juga bisa menjalankan ini sebagai awalan karena hanya membutuhkan skill memasak sesuai standar franchisor serta risiko kerugiannya lebih rendah.
Beberapa bisnis F&B skala internasional yang sudah membuka peluang franchise, yaitu McDonald’s, Burger King, KFC, Pizza Hut, Starbucks, Subway, Domino Pizza, Dunkin’ Donuts, dan masih banyak lagi lainnya. Tapi, kalau kamu mau coba restoran yang lokal-lokal saja, Sabana Fried Chicken, Kebab Baba Rafi, Geprek Bensu, Chatime, Kopi Kenangan, atau Janji Jiwa juga membuka franchise, lho!
2. Franchise retail
Pada dasarnya, franchise retail adalah bisnis yang menjual produk pada konsumen tingkat terakhir atau bisa dibilang yang tidak menjual kembali produknya ke orang lain. Franchise retail juga bisa berasal dari berbagai sektor, mulai dari makanan dan minuman, pakaian, sampai minimarket. Beberapa contoh franchise retail selain yang sudah disebutkan di atas adalah Zara, Uniqlo, H&M, Alfamart, Indomaret, dan Circle K.
Kamu mungkin paham apa saja keuntungan franchise F&B karena bisnis tersebut erat hubungannya dengan resep dan mutu produk. Tapi, bisnis-bisnis minimarket ternyata juga menawarkan keuntungan, lho, kalau dibandingkan dengan warung kelontong atau supermarket. Sekarang ini orang lebih suka pilihan yang cepat, lengkap, dan rapi. Semua itu bisa dijawab oleh minimarket seperti yang disebutkan di atas.
3. Franchise manufaktur
Bisnis manufaktur adalah perusahaan yang menjual produk dalam skala besar atau yang mengolah bahan baku menjadi produk siap konsumsi. Artinya, franchise manufaktur itu menjalankan bisnis dengan skema seperti itu, tapi di tempat yang lain. Nah, contoh bisnisnya ada banyak banget, kamu tinggal sesuaikan dengan kemampuanmu di bidang tertentu.
Ada banyak contoh bisnis manufaktur, baik dalam skala internasional maupun lokal. Bisnis yang menyuplai bahan baku ke usaha F&B juga bisa dibilang manufaktur, lho, contohnya tepung terigu, margarin, keju, dan lain sebagainya. Selain itu, Unilever, Indofood, Samsung, dan Toyota juga termasuk contoh bisnis manufaktur.
Tapi, karena bisnis ini harus dijalankan dalam skala besar, maka kemungkinan kamu akan butuh tempat yang lebih luas pula. Jadi, ketika ingin franchise bisnis manufaktur, pastikan kamu punya lahan yang luas sebagai tempat produksi bahan baku atau produk dalam skala besar. Tentunya semua itu butuh modal yang lebih banyak lagi.
4. Franchise kesehatan
Bisnis di bidang kesehatan juga bisa membuka peluang franchise, lho! Kamu pasti sudah sering melihat cabang Apotek K-24 di mana-mana, kan? Itu juga termasuk sebagai contoh bisnis kesehatan yang membuka peluang franchise. Selain itu, rumah sakit yang tersebar di seluruh penjuru negeri juga kemungkinan membuka peluang franchise.
Sebenarnya, masih banyak lagi contoh bisnis di bidang kesehatan yang membuka kesempatan franchise, seperti pelayanan tes kesehatan ke rumah, mobil ambulans, pemeriksaan mata, cek gigi, sampai layanan psikologi dan psikiater. Semua itu mungkin terdengar jarang di Indonesia, tapi di luar negeri sudah ada banyak bisnis franchise yang menyediakan aneka layanan tersebut.
Jadi, sekarang kamu sudah paham, ya, soal bisnis franchise? Franchise adalah bisnis dengan sistem bagi hasil yang diserahkan franchisee kepada franchisor sesuai perjanjian kerja sama. Kelebihan menjalankan bisnis franchise cukup banyak, yaitu lebih mudah dalam hal promosi usaha, sudah termasuk fasilitas bisnis, tidak perlu repot bikin SOP, dan mitra bisnismu sudah terpercaya.
Kalau kamu ingin menjalankan bisnis franchise, ada banyak bidang yang bisa dicoba, misalnya seperti empat bidang di atas. Tapi, apa pun bisnis franchise yang kamu jalankan, jangan lupa untuk bergabung ke GoPay Merchant. Jadi, kamu bisa menerima pembayaran melalui QRIS dan menikmati kemudahan transaksi dengan GoPay Spiker, yang dapat menyebutkan nominal transaksi dan menghemat waktu pelayanan. Yuk, lancarkan bisnismu dengan download GoPay Merchant!