Saat mendengar kata “inflasi”, apa yang langsung muncul dalam pikiranmu? Pada umumnya, banyak orang langsung berpikir tentang kenaikan harga barang dan jasa. Hal tersebut tidak sepenuhnya salah. Apalagi, para pengusaha juga turut merasakan dampak biaya produksi yang meningkat.
Namun, dampak inflasi sebetulnya lebih rumit daripada itu. Ketika harga di pasaran meningkat, konsumen pun jadi berpikir dua kali sebelum membeli. Akibatnya, daya beli konsumen pun menurun. Selain itu, masih ada berbagai dampak lain dari inflasi yang mungkin tidak langsung terlihat oleh pelaku usaha.
Jadi, apa yang sebaiknya harus kamu lakukan untuk menghadapi inflasi secara bijak? Lalu, apakah inflasi hanya memberikan dampak negatif bagi pengusaha? Yuk, kita kupas tuntas bersama-sama melalui ulasan berikut ini!
Apa Itu Inflasi?
Inflasi adalah kondisi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Jadi, jika hanya satu atau dua barang yang mengalami kenaikan harga, hal tersebut tidak bisa disebut inflasi. Tapi, kalau kenaikan tersebut meluas atau sampai menyebabkan harga barang-barang lain ikut naik, saat itulah inflasi terjadi.
Fenomena inflasi bisa terjadi karena berbagai faktor. Salah satu penyebab utamanya adalah permintaan terhadap barang dan jasa yang lebih tinggi daripada kapasitas produksi. Misalnya, daya beli masyarakat meningkat akibat kenaikan upah minimum, sehingga menaikkan permintaan terhadap barang dan jasa. Tapi, jika situasi ini tidak dibarengi dengan tingkat produksi yang memadai, sehingga harga-harga pun melonjak.
Faktor lain yang juga bisa menyebabkan inflasi adalah kenaikan biaya produksi. Saat produsen mengeluarkan lebih banyak biaya untuk produksi barang atau jasa, otomatis harga jual produk tersebut pun ikut naik. Biasanya, kenaikan biaya produksi dipengaruhi oleh peningkatan harga bahan baku, harga energi seperti listrik dan bahan bakar, serta biaya tenaga kerja.
Di samping itu, masih ada sejumlah faktor lain yang dapat memicu inflasi. Contohnya, melemahnya nilai tukar mata uang, peredaran yang yang berlebihan, hingga kenaikan harga komoditas di pasar global. Nah, berbagai situasi tersebut dapat memberikan dampak tersendiri bagi pelaku usaha, baik secara positif maupun negatif.
Dampak Positif Inflasi bagi Usaha
Inflasi memang dapat menjadi tantangan tersendiri bagi dunia bisnis. Meski begitu, situasi ini sebetulnya juga memberikan dampak positif yang bisa kamu manfaatkan. Jadi, apa saja dampak positif inflasi bagi usaha?
1. Potensi pendapatan meningkat
Saat terjadi inflasi, harga produk umumnya akan naik. Kamu bisa memanfaatkan kondisi ini untuk meningkatkan pendapatan. Kuncinya adalah menyesuaikan harga jual dengan kenaikan biaya, terutama jika bisnismu beroperasi pada sektor yang permintaannya cukup stabil, seperti kebutuhan pokok atau industri makanan.
Lalu, apabila punya stok bahan baku yang dibeli sebelum inflasi, kamu bisa tetap memproduksi barang dengan biaya lama. Sementara itu, harga jual produk tersebut sudah meningkat akibat inflasi. Alhasil, kamu pun bisa mendapat margin keuntungan yang lebih besar.
2. Mendorong inovasi
Kenaikan biaya saat inflasi kerap memengaruhi daya beli konsumen. Kondisi ini pun memaksa pelaku usaha untuk lebih kreatif dalam menarik pelanggan. Di sinilah kamu bisa mendorong diri sendiri untuk berinovasi dalam produksi. Misalnya, dengan mengadopsi teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi atau memakai bahan baku alternatif.
Inovasi lain juga bisa kamu lakukan dalam pemasaran, lho. Contohnya, kamu dapat menawarkan layanan tambahan atau promo bundling produk untuk memotivasi pelanggan agar tertarik melakukan pembelian.
3. Mengurangi beban utang
Inflasi yang tinggi dapat menurunkan nilai uang. Hal ini dapat memberi keuntungan tersendiri bagi pelaku usaha yang mempunyai utang jangka panjang. Sebab, penurunan nilai uang biasanya juga disertai dengan menurunnya bunga pinjaman. Dengan kata lain, beban utang pun akan berkurang sehingga kamu bisa mempercepat pelunasan utang.
Contohnya, bisnismu memiliki pinjaman Rp300 juta dengan bunga tetap 8% per tahun. Apabila inflasi naik sebesar 6% per tahun, nilai uang yang kamu gunakan untuk membayar utang pun akan mengalami depresiasi. Di sisi lain, naiknya harga produk membuat pendapatan bisnismu ikut naik. Dengan pendapatan yang meningkat, kamu pun bisa lebih mudah melunasi utang.
4. Mendukung strategi ekspansi
Ketika terjadi inflasi, investor cenderung mencari cara untuk melindungi kekayaan mereka. Salah satunya adalah dengan berinvestasi di sektor usaha yang punya potensi untuk berkembang. Situasi ini menciptakan peluang bagi pelaku usaha untuk mendapatkan pendanaan dan melakukan strategi ekspansi. Misalnya seperti membuka cabang baru, menerapkan diversifikasi produk, atau menambah kapasitas produksi.
5. Volume produksi bertambah
Dampak satu ini sangat mungkin terjadi apabila inflasi dibarengi dengan peningkatan permintaan pasar. Kondisi seperti ini biasanya lebih mungkin dialami oleh bisnis pada sektor barang konsumsi, energi, dan pertanian.
Untuk memenuhi permintaan yang meningkat tersebut, tentunya kamu harus turut meningkatkan produksi barang atau jasa. Nah, supaya kapasitas produksi tidak mengalami lonjakan biaya yang signifikan, sesuaikan kembali rantai pasokan dan aktivitas operasional dalam bisnismu.
Dampak Negatif Inflasi bagi Usaha
Di samping dampak positif, tidak dapat dimungkiri bahwa inflasi juga bisa membawa efek negatif bagi pelaku usaha. Berikut ini beberapa di antaranya:
1. Nilai aset menurun
Inflasi tidak hanya menurunkan nilai uang, tapi juga nilai aset bisnis. Dampak tersebut biasanya lebih rentan terjadi pada aset berupa uang tunai atau investasi yang kenaikan nilainya tidak sebanding dengan laju inflasi.
Misalnya, katakanlah kamu memiliki tabungan Rp1 miliar untuk ekspansi restoran di masa depan. Nah, inflasi yang tinggi bisa membuatmu kehilangan daya beli. Uang Rp1 miliar yang sebelumnya cukup untuk mendirikan satu cabang baru, kini mungkin hanya cukup untuk renovasi restoran yang sudah berdiri.
2. Margin keuntungan bersih bisa berkurang
Untuk menyesuaikan kondisi bisnis dengan laju inflasi, umumnya pemilik usaha akan menaikkan harga jual. Namun, hal tersebut biasanya dibarengi dengan peningkatan biaya produksi, sehingga margin keuntungan bersih pun dapat berkurang.
Sebagai contoh, kamu menjual kertas seharga Rp30.000 per rim. Akibat inflasi, harga kertas naik dari Rp20.000 menjadi Rp25.000 per rim. Dengan kata lain, margin keuntunganmu pun menurun sebesar Rp5.000.
Baca juga: Cara Menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP) yang Tepat
3. Pengeluaran untuk produksi lebih tinggi
Inflasi menyebabkan kenaikan biaya produksi, baik untuk bahan baku, biaya listrik, distribusi, hingga gaji karyawan. Situasi ini dapat menurunkan profit usaha karena kamu jadi mengeluarkan lebih banyak biaya untuk memproduksi barang atau jasa dalam jumlah yang sama. Kenaikan biaya produksi ini pada akhirnya juga berdampak pada harga jual akhir produkmu.
4. Kesulitan perencanaan keuangan
Ketika laju inflasi cenderung tinggi atau tidak stabil, perencanaan keuangan usaha pun akan lebih sulit dilakukan. Inflasi menyebabkan biaya produksi dan operasional jadi lebih fluktuatif, sehingga anggaran usaha lebih sulit dikontrol. Di samping itu, kamu juga mungkin akan lebih sulit memprediksi arus kas karena biaya pengeluaran dapat meningkat lebih cepat dari perkiraan.
5. Akses ke modal tambahan lebih sulit
Beberapa investor memang memanfaatkan kondisi inflasi untuk melindungi kekayaan mereka, yakni dengan berinvestasi pada sektor bisnis yang dinilai berpotensi untuk berkembang. Namun, tidak sedikit pula investor yang justru lebih berhati-hati dalam berinvestasi akibat ketidakpastian ekonomi, apalagi jika tingkat inflasi terlalu tinggi.
Di sisi lain, bank dan lembaga keuangan juga biasanya akan meningkatkan suku bunga untuk berusaha mengendalikan inflasi. Akibatnya, biaya pinjaman pun jadi lebih mahal. Hal ini dapat mempersulit pelaku usaha untuk mendapatkan modal tambahan.
Bagaimana Cara Menyikapi Inflasi?
Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang wajar terjadi di suatu negara. Namun, jika lajunya tidak terkendali atau terlalu tinggi, dampaknya bisa buruk bagi dunia usaha maupun masyarakat umum. Untuk menyikapi inflasi, pelaku usaha bisa melakukan cara-cara berikut:
1. Pangkas pengeluaran yang tidak perlu
Kenaikan biaya merupakan salah satu dampak utama dari inflasi. Oleh sebab itu, kamu perlu lebih ketat dalam pengeluaran bisnis. Lakukan evaluasi pengeluaran secara rutin, sehingga kamu bisa menentukan pengeluaran mana saja yang memang menjadi kebutuhan utama dan mana yang dapat ditunda atau dihentikan.
Selain itu, kamu juga bisa melakukan riset pasar untuk mencari alternatif bahan baku atau supplier dengan harga lebih terjangkau. Tentunya tanpa harus mengorbankan kualitas produk dan layananmu, ya!
2. Tingkatkan kualitas produk dan layanan inti
Naiknya harga saat inflasi membuat konsumen cenderung lebih selektif dalam melakukan pembelian. Maka dari itu, tunjukkan bahwa produk dan layananmu memiliki kualitas yang sebanding dengan harga jual. Berikan nilai tambah bagi konsumen agar mereka merasa puas ketika membeli dan menggunakan produkmu.
Tak kalah penting, imbangi hal tersebut dengan meningkatkan pengalaman konsumen. Berikan perhatian lebih pada pelayanan konsumen demi meningkatkan kepercayaan dan loyalitas mereka. Dengan begitu, mereka akan cenderung kembali membeli produkmu dan bahkan sampai merekomendasikannya kepada orang lain.
3. Evaluasi cashflow
Mempertahankan bisnis di tengah inflasi memang cukup menantang, tapi bukan berarti mustahil dilakukan. Salah satu kuncinya adalah menjaga arus kas bisnis yang sehat. Maka dari itu, kamu perlu memonitor cashflow bisnis secara rutin. Pastikan setiap pemasukan dan pengeluaran tercatat dengan baik, sehingga kamu bisa lebih mudah melacak perubahan arus kas.
Baca juga: Laporan Arus Kas: Kegunaan dan Cara Pembuatannya
Selain itu, gunakan sistem pembayaran yang efisien seperti QRIS, sehingga pelanggan hanya perlu scan kode QR untuk transaksi. Tenang saja, kamu bisa daftar QRIS langsung jadi jika mendaftar sebagai GoPay Merchant. Nantinya, setiap transaksi QRIS di merchant-mu akan tercatat secara otomatis, sehingga mengurangi risiko terlambat atau keliru dalam pencatatan arus kas.
4. Perkuat strategi marketing
Untuk tetap menarik pelanggan di tengah naiknya harga produk akibat inflasi, kamu perlu memperkuat strategi marketing. Kenali dulu target audiensmu untuk memahami preferensi dan kebutuhan mereka, sehingga nantinya strategi pemasaranmu bisa lebih tepat sasaran.
Berdasarkan informasi tersebut, buatlah promosi yang relevan untuk menarik perhatian pelanggan. Misalnya seperti bundling produk, diskon, buy 1 get 1, atau gratis ongkos kirim. Kemudian, gunakan platform online untuk menjangkau lebih banyak pelanggan tanpa harus mengeluarkan terlalu banyak biaya.
Supaya tepat sasaran, pilihlah platform yang paling banyak digunakan oleh target audiens bisnismu. Misalnya jika sasaranmu berasal dari kelompok milenial dan Gen Z, media sosial seperti Instagram dan TikTok dapat menjadi pilihan tepat. Namun, apabila model usahamu adalah business-to-business (B2B), konten blog dengan strategi search engine optimization (SEO) lebih disarankan.
5. Pastikan dana darurat mencukupi
Bukan hanya individu yang perlu memiliki dana darurat, tapi juga bisnis. Dana darurat dapat menjadi safety net bagi pelaku usaha untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi, khususnya saat inflasi meningkatkan biaya operasional dan menurunkan daya beli konsumen. Kamu bisa menjadikannya dana ini sebagai cadangan untuk mempertahankan bisnis.
Sisihkan sebagian pendapatan usaha untuk mengumpulkan dana darurat, idealnya sejumlah 3–6 bulan biaya operasional. Jadi, kalau misalnya kamu mengeluarkan biaya Rp10 juta untuk operasional bulanan, berarti kamu perlu mengumpulkan dana darurat sebanyak Rp30 juta hingga Rp60 juta untuk bisnis.
Supaya dana darurat lebih cepat terkumpul, kamu bisa melakukan investasi. Pilihlah instrumen investasi dengan risiko cenderung rendah, tapi tingkat likuiditasnya tinggi. Contohnya seperti reksa dana pasar uang atau deposito berjangka. Lalu, tak kalah penting, gunakan dana darurat hanya untuk kebutuhan yang benar-benar mendesak.
Baca juga: Jenis-Jenis Dana Darurat dan Fungsi Pentingnya
6. Tawarkan promosi khusus bagi pembeli
Menarik pelanggan di tengah masa inflasi memang merupakan PR tersendiri. Salah satu cara efektif yang bisa kamu lakukan adalah menawarkan promosi khusus bagi pembeli yang menggunakan metode pembayaran tertentu. Misalnya, kamu dapat memberikan diskon atau merchandise gratis untuk pembeli yang membayar menggunakan QRIS.
Untuk mendapatkan QRIS gratis langsung jadi, daftarkan usahamu sebagai GoPay Merchant. Dengan menjadi GoPay Merchant, kamu tidak hanya bisa menyediakan metode pembayaran QRIS. Selain itu, merchant dari kategori usaha mikro (UMI) juga akan mendapatkan merchant discount rate (MDR) 0% untuk transaksi hingga Rp500.000. Jadi, selama pembeli melakukan transaksi QRIS di bawah Rp500.000, kamu tidak akan mendapat potongan biaya apa pun!
Tidak berhenti sampai di situ saja, GoPay Merchant juga bisa mendapatkan akses untuk menggunakan GoPay Spiker. Alat satu ini mampu memberikan notifikasi suara untuk memberi tahu bahwa merchant telah menerima pembayaran QRIS dari pelanggan, sekaligus melafalkan nominal uang yang masuk ke rekeningmu. Dengan begini, kamu tidak perlu double check transaksi melalui aplikasi perbankan atau kasir online. Alhasil, pelayanan pun jadi lebih cepat sehingga turut meningkatkan pengalaman pelanggan di merchant-mu!
Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang wajar terjadi. Meski begitu, laju inflasi yang terlalu tinggi kerap menyebabkan ketidakpastian ekonomi, sehingga memberi tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha. Untuk membantu bisnismu tetap bertahan di tengah inflasi, pangkaslah pengeluaran, tingkatkan kualitas produk, dan perkuat strategi marketing.
Tak kalah penting, manfaatkan teknologi pembayaran yang praktis dan efisien seperti QRIS. Bahkan jika kamu mendaftar QRIS melalui GoPay Merchant, setiap transaksi QRIS akan tercatat otomatis sehingga dapat mempermudah pencatatan arus kas. Di sisi lain, pelanggan juga bisa lebih praktis dalam melakukan pembayaran karena mereka hanya perlu scan kode QR.
Jadi, tunggu apa lagi? Daftarkan usahamu menjadi GoPay Merchant untuk menyediakan metode pembayaran yang praktis sekaligus meningkatkan efisiensi operasional. Yuk, download gratis aplikasi GoPay Merchant sekarang juga melalui App Store atau Play Store!