GoPay
  • Produk

    Transfer

    Transfer ke akun sendiri
    Transfer ke orang lain

    Bayar

    QRIS
    Tokopedia
    Gojek
    Tagihan & pulsa
    Transaksi digital

    Pinjaman

    GoPay Pinjam
    GoPay Later

    Dompet Digital

    GoPay Saldo
    GoPay Tabungan by Jago
    Gopay Syariah
    GoPay Coins
    GoPay Later
    Metode Lainnya
    Laporan pengeluaran

    GoPay Aman

    Perlindungan akun
    Layanan bantuan 24/7
    Jaminan Saldo Kembali
    Perlindungan data & privasi

    Games

    GoPay Games
  • Merchant

    Merchant

    Tentang Merchant
    QRIS Merchant
    GoPay Spiker
    Blog Merchant
  • Perusahaan

    Perusahaan

    Tentang GoPay
    Siaran pers
    Media kit
    Pertanyaan media
    Pintar Bareng GoPay
    Karier
  • Bantuan

    Help

    Bantuan Pengguna
    Bantuan Merchant
Unduh

Share

Kupas Tuntas Model Bisnis e-Commerce di Era Digital

22 Jan 2024

•

3 min

Kupas Tuntas Model Bisnis e-Commerce di Era Digital

Popularitas model bisnis e-commerce sudah tidak perlu diragukan lagi, begitu juga dengan manfaatnya bagi perekonomian negara. Sebab, menurut data dari Google, Temasek, dan Bain & Company yang diterbitkan di Katadata, sektor bisnis e-commerce sudah menyumbang Rp62 miliar untuk ekonomi digital Indonesia per tahun 2023. Bahkan, angka tersebut merupakan mayoritas dari total nilai ekonomi digital RI yang sebesar Rp82 miliar. Lantas, apa kunci di balik kontribusi tersebut? Jawabannya ada di model bisnis yang beragam dalam dunia e-commerce.

Apa Itu Model Bisnis e-Commerce?

Sebelum mengetahui apa saja jenis-jenis spesifik dalam model bisnis e-commerce, kita perlu mempelajari konsep dasarnya terlebih dahulu supaya lebih jelas. Pada dasarnya, e-commerce adalah model bisnis yang memfasilitasi transaksi jual beli barang dan jasa melalui media digital berbasis internet. Jadi, produsen dan konsumen sama sekali tidak perlu saling bertatap muka untuk berbisnis.

Jenis Model Bisnis e-Commerce

Model bisnis e-commerce sesungguhnya sangatlah beragam. Setiap usaha bisa memiliki konsep yang berbeda-beda dan tetap termasuk dalam kategori e-commerce selama mereka melayani pelanggan secara online. Berikut adalah penjelasan selengkapnya:

  • B2B (Business-to-business): Bisnis yang menjual produk atau jasa seperti alat konstruksi, software manajemen bisnis, mesin pabrik, dan masih banyak lagi kepada badan usaha lain;
  • B2C (Business-to-consumer): Berbeda dengan bisnis B2B, model B2C lebih menyasar konsumen individual alih-alih lembaga usaha. Maka dari itu, kebanyakan bisnis retail yang menjual barang kebutuhan rumah tangga dan lainnya termasuk dalam kategori ini;
  • C2B (Consumer-to-business): Dalam model bisnis ini, pelanggan individu menawarkan layanan yang melibatkan keahlian mereka kepada badan usaha yang membutuhkannya. Contohnya bisa kamu lihat di platform khusus pekerja lepas seperti Fiverr dan Upwork;
  • C2C (Consumer-to-consumer): Model bisnis yang melibatkan transaksi jual beli barang antara dua orang pembeli individu. Kamu bisa melihat praktiknya di grup marketplace media sosial, forum Kaskus, aplikasi Carousell, dan OLX.

Baca Juga: Cara Memulai Bisnis Online Rumahan yang Sukses

Beda Model Bisnis e-Commerce B2B dan B2C

Memangnya, apa saja yang membedakan model bisnis e-commerce B2B dengan B2C? Agar kamu tidak bingung lagi, ini dia ciri-ciri utamanya:

1. Target pasar

Sesuai penjelasan sebelumnya, perbedaan pertama yang paling utama dari B2B dan B2C terletak pada target konsumennya. Jika bisnis B2B lebih berfokus pada sesama perusahaan yang sedang mencari barang atau jasa tertentu, bisnis B2C hanya menyasar masyarakat awam. Meski demikian, cakupan dari kategori konsumen tersebut masih sama-sama luas, sehingga baik bisnis B2B maupun B2C tetap bisa menentukan niche spesifik mereka.

2. Struktur pengambilan keputusan belanja

Karena target pasar model bisnis e-commerce B2B dan B2C sudah berbeda jauh, begitu juga dengan cara mereka mengambil keputusan belanja. 

Dalam ruang lingkup klien bisnis B2B, proses pengambilan keputusan untuk membeli produk mereka lebih terencana dan panjang karena mereka harus mempertimbangkan nilai jangka panjang. Selain itu, mereka juga perlu menjalani proses approval yang berlapis di perusahaan. 

Sementara itu, pengambilan keputusan belanja konsumen B2C lebih singkat serta bersifat mendadak karena hanya berdasarkan kebutuhan, selera, dan kondisi keuangan individu.

3. Strategi pemasaran

Taktik promosi bisnis B2C lebih mengutamakan conversion rate, atau mendorong sebanyak mungkin pelanggan untuk bertransaksi. Maka dari itu, model bisnis e-commerce tersebut lebih identik dengan iklan berbayar, content marketing di media sosial, influencer marketing, dan promosi potongan harga produk. 

Di sisi lain, target utama dari pemasaran B2B adalah mendapatkan leads atau kontak calon klien sebanyak mungkin, sehingga promosinya lebih sering mendorong calon klien menghubungi tim penjualan sebuah bisnis.

4. Strategi pricing

Perlu diingat bahwa volume transaksi B2B lebih sedikit, tapi nilai per transaksinya lebih besar. Sedangkan, volume transaksi untuk bisnis B2C bersifat sebaliknya. Karena itu, strategi penentuan harga jual yang digunakan keduanya pun berbeda. 

Taktik pricing B2C lebih sederhana karena hanya perlu berfokus pada margin keuntungan, dan pelanggan tidak bisa menegosiasikan nominalnya. Sementara itu, sistem pricing B2B lebih kompleks karena harus mempertimbangkan banyak hal saat bernegosiasi dengan klien, contohnya skala dan kebutuhan bisnis mereka.

Meskipun model bisnis e-commerce identik dengan penggunaan platform online, bukan berarti kamu sama sekali tidak bisa menerapkannya untuk toko offline. Justru, ada strategi online-to-offline untuk menjembatani kedua media penjualan tersebut dengan konten pemasaran digital yang mendorong pelanggan berbelanja di toko fisik. 

Nah, supaya pelanggan semakin betah bertransaksi secara offline, jangan lupa sediakan metode pembayaran cashless yang praktis! Misalnya, dengan menjadi GoPay Merchant, kamu bisa langsung menerima berbagai pembayaran non-tunai dari satu pintu saja, yaitu kode QRIS. Gampang, kan? Yuk, daftar sekarang juga sebagai GoPay Merchant untuk meningkatkan kepuasan pelanggan!

Daftar GoPay Merchant Sekarang!

Artikel Terkait

6 Strategi Pemasaran untuk UMKM
18 Juni 2025 • 3 min read
6 Strategi Pemasaran untuk UMKM
Merchant
12 Ide Jualan di Sekolah SD, Pasti Laku!
13 Juni 2025 • 7 min read
12 Ide Jualan di Sekolah SD, Pasti Laku!
Merchant
15 Ide Jualan Makanan Modal Kecil
13 Juni 2025 • 7 min read
15 Ide Jualan Makanan Modal Kecil
Merchant
10 Manfaat QRIS untuk Usaha Jasa
13 Juni 2025 • 8 min read
10 Manfaat QRIS untuk Usaha Jasa
Merchant
Serba-serbi Modal Ventura: Definisi, Manfaat, Cara Dapat
13 Juni 2025 • 3 min read
Serba-serbi Modal Ventura: Definisi, Manfaat, Cara Dapat
Merchant
15 Ide Usaha Tanpa Modal yang Banyak Dibutuhkan
12 Juni 2025 • 8 min read
15 Ide Usaha Tanpa Modal yang Banyak Dibutuhkan
Merchant

Baru! Aplikasi GoPay untuk kamu

Transfer ke mana aja, bayar QRIS dan tagihan apa aja sampai pinjam dengan aman. Download aplikasinya sekarang!

Download - Google Play GoPay
Download - App Store GoPay

Call Center: 1500729

customerservice@gopay.co.id

Produk

  • Transfer
  • Bayar
  • Pinjaman
  • Dompet Digital
  • Aman
  • GoPay Games

Merchant

  • Tentang Merchant
  • QRIS Merchant
  • GoPay Spiker
  • Blog Merchant

Perusahaan

  • Tentang GoPay
  • Siaran Pers
  • Media Kit
  • Pertanyaan Media
  • Karier

Lainnya

  • Bantuan
  • Bantuan Merchant
  • Blog
  • Promo
  • Hubungi Kami
  • Pemberitahuan Privasi
Hubungi Kami
Gedung Pasaraya Blok M, Gedung B, Lt. 3 Jalan Iskandarsyah II No. 2, Melawai, Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160
1500729

GoPay Indonesia berizin dan diawasi oleh Bank Indonesia. GoPay Pinjam oleh PT Mapan Global Reksa dan GoPay Later oleh PT Multifinance Anak Bangsa berizin dan diawasi oleh OJK.

© 2023-2025 GoPay - PT Dompet Anak Bangsa. All Rights Reserved.