Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Itulah mengapa ekonomi syariah punya peluang yang bagus di tanah air. Tidak heran kalau sekarang ini kamu sering menjumpai bisnis syariah di lingkungan sekitar. Memangnya, apa perbedaan bisnis yang memegang prinsip-prinsip syariah dengan bisnis konvensional? Ini dia ulasan selengkapnya untuk kamu!
Apa Itu Bisnis Syariah?
Bisnis syariah merupakan jenis usaha yang dijalankan berdasarkan ajaran agama Islam, mulai dari produk yang diperjualbelikan, akhlak dalam berdagang, sampai konsep halal dalam usaha tersebut. Karena mempertimbangkan banyak hal, para ahli kemudian menyebut jenis usaha yang menganut prinsip syariah ini sebagai bisnis yang memperhatikan banyak hak-hak manusia. Sehingga, bisa dibilang, bisnis dengan prinsip syariah tidak hanya dijalankan semata-mata untuk memperoleh keuntungan semata.
Ciri-Ciri Bisnis Syariah
Supaya sebuah usaha bisa dibilang bisnis syariah, ada beberapa ciri yang menandainya. Berikut empat poinnya biar kamu punya gambaran.
1. Prinsip utama sesuai hukum Islam
Umumnya, bisnis syariah itu menerapkan prinsip sesuai hukum Islam. Apa sajakah itu? Intinya, sebuah usaha mesti menjauhi hal-hal haram, baik dalam menjual produknya atau selama proses pelaksanaannya, seperti tidak melibatkan alkohol, daging babi, perjudian, hingga riba.
2. Mengutamakan akad
Ciri-ciri berikutnya adalah bisnis yang menerapkan prinsip syariah itu harus mengutamakan akad. Artinya, pelaku usaha dan pelanggan melakukan semacam perjanjian agar salah satu pihak tidak ada yang merasa dirugikan. Itulah mengapa, bank-bank syariah biasanya akan mengadakan bagi hasil untuk menguntungkan kedua belah pihak.
3. Menghindari riba, gharar, dan maysir
Seperti yang disebutkan pada poin pertama, bisnis syariah itu harus mampu menjauhi hal-hal haram, seperti riba (bunga), gharar (ketidakjelasan), dan maysir (perjudian). Dengan begitu, tidak ada satu pihak pun yang merasa dirugikan berkat adanya aktivitas bisnis.
4. Halal
Ciri utama yang menandakan bahwa sebuah bisnis itu termasuk syariah adalah seluruh barang yang diperjualbelikan plus keseluruhan proses pelaksanaannya dilakukan secara halal. Artinya, usaha syariah tidak boleh jual beli minuman keras atau yang mengandung babi. Di sisi lain, proses jual belinya juga mesti halal, dilarang mencuri, korupsi, dan sebagainya.
Baca Juga: 7 Kategori dan Contoh Bisnis Startup di Indonesia
Beda Bisnis Konvensional dan Syariah
Dari penjelasan di atas, sebenarnya kita sudah bisa menarik kesimpulan bahwa bisnis konvensional itu bisa menjual apapun produk atau pelayanan, baik haram atau halal. Bisnis bisa disebut bisnis ketika ada proses jual beli dan menghasilkan keuntungan. Sebaliknya, bisnis syariah tidak bisa hanya berlandaskan prinsip jual beli tersebut, sebab produk atau jasa yang ditawarkan harus halal. Selain itu, keseluruhan proses bisnisnya juga mesti menjauhi hal-hal haram sehingga tidak ada satu pihak pun yang merasa dirugikan dari kegiatan ini.
Contoh Bisnis Syariah
Sampai di sini, kamu mungkin belum punya gambaran jelas soal bisnis syariah itu seperti apa. Simak tiga contoh di bawah ini agar kamu tahu!
1. Kuliner halal
Salah satu contoh bisnis yang menerapkan prinsip syariah adalah kuliner halal, misalnya tidak mengandung alkohol dan babi. Sekarang ini banyak sekali usaha yang melakukan hal ini, kok, bahkan usaha kuliner tersebut biasanya memasang tanda di bagian depan warungnya, apakah halal atau non-halal.
2. Jasa travel untuk umroh
Berikutnya, ada bisnis yang menawarkan jasa berupa travel untuk umroh. Karena mayoritas orang Indonesia beragama Islam, otomatis animo warga soal haji dan umroh itu tinggi. Kamu bisa memanfaatkan peluang ini untuk berbisnis sekaligus menabung pahala karena membantu mempermudah kegiatan beribadah sesama.
3. Busana dan kosmetik Muslimah
Jualan baju Muslimah dan kosmetik halal juga bisa disebut bisnis syariah, lho! Soalnya, kamu membantu saudara seiman untuk memiliki lebih banyak pilihan dalam hal berpakaian. Di samping itu, kosmetik halal itu tak hanya menguntungkan konsumen, melainkan juga menjaga makhluk hidup lain seperti hewan karena tidak perlu ada animal-testing.
Baca Juga: Mengulik Peranan Alat Pembayaran Tunai di Indonesia
Melihat kuantitas umat Muslim di Indonesia yang jumlahnya sangat banyak, bisnis syariah mestinya bisa cepat berkembang. Sesuai kata Erick Thohir, selaku Menteri Badan Usaha Milik Negara, literasi mengenai bisnis syariah ini mesti ditingkatkan agar ekonomi syariah di Indonesia bisa sebagus Malaysia perkembangannya.
Dengan literasi yang kuat, konsumen jadi tahu mana saja bisnis yang memegang prinsip syariah dan bisnis konvensional. Di sisi lain, kalau pelaku usaha ingin memuaskan permintaan pelanggan, sekarang ini ada metode pembayaran yang serba-praktis, yakni GoPay. Kamu bisa daftarkan bisnismu ke GoPay Merchant untuk memperoleh berbagai keuntungannya!