Di tengah ramainya dunia kuliner, ada satu model bisnis yang diam-diam mengalami pertumbuhan cukup besar: cloud kitchen!
Kondisi tersebut didorong oleh meningkatnya kebutuhan terhadap layanan pesan-antar makanan berbasis online. Per tahun 2023 saja, nilai transaksi online food delivery di Indonesia mencapai 4,6 miliar USD atau sekitar Rp75,4 triliun. Angka tersebut meningkat 100 juta USD jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Tidak mengejutkan jika akhirnya gerai cloud kitchen semakin banyak berdiri di Indonesia. Namun, selain karena tingginya kebutuhan, usaha tersebut juga menawarkan peluang keuntungan yang lebih besar daripada jika kamu membuka restoran biasa. Penasaran, kan? Yuk, kita kenalan lebih jauh dengan cloud kitchen!
Apa Itu Cloud Kitchen?
Cloud kitchen adalah model bisnis kuliner yang beroperasi tanpa ruang makan fisik untuk pelanggan. Beberapa orang juga menyebutnya sebagai virtual kitchen atau ghost kitchen. Jadi, dalam model bisnis ini, dapur menjadi elemen utamanya.
Keseluruhan proses, mulai dari memasak hingga pengemasan makanan dan minuman, dilakukan di dapur tersebut. Sementara itu, penjualan biasanya dilakukan sepenuhnya melalui layanan pesan-antar, seperti GoFood, maupun via website atau aplikasi sendiri.
Dengan adanya virtual kitchen, pelaku usaha kuliner bisa menghemat banyak biaya, terutama untuk menyewa tempat strategis. Bahkan, mereka juga tidak harus membeli peralatan memasak karena idealnya sudah disediakan oleh penyedia cloud kitchen. Hasilnya, pelaku usaha kuliner bisa mengoptimalkan efisiensi operasional dan kecepatan layanan.
Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya kebutuhan, virtual kitchen pun berkembang menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Independent cloud kitchen: Virtual kitchen yang dimiliki dan dioperasikan oleh satu brand saja, cocok untuk pemilik usaha kuliner yang ingin fokus mengembangkan bisnis secara mandiri;
- Shared cloud kitchen: Fasilitas dapur yang disewakan untuk beberapa brand sekaligus, dengan ruang masak masing-masing untuk tiap tenant, tapi mereka akan tetap menggunakan fasilitas bersama seperti peralatan dapur;
- Cloud kitchen dari aplikasi online food delivery: Ghost kitchen yang dikelola oleh platform layanan pesan-antar makanan berbasis online, seperti GoFood. Mereka menyediakan dapur dan berbagai perlengkapan memasak, lalu mengundang tenant kuliner untuk bergabung;
- Hybrid cloud kitchen: Kombinasi virtual kitchen dan restoran take away, jadi biasanya menyediakan tempat tunggu bagi pelanggan yang datang langsung ke kitchen untuk memesan. Tapi di sisi lain, mereka juga menyediakan layanan pesan-antar.
Kelebihan Usaha Cloud Kitchen
Pesatnya pertumbuhan model bisnis cloud kitchen tentu bukan tanpa alasan. Semakin banyak pelaku usaha kuliner, mulai dari skala UMKM hingga brand besar, yang beralih ke virtual kitchen. Konsep bisnis ini memungkinkan mereka untuk mengelola usaha kuliner secara lebih efisien dan adaptif. Ini dia berbagai kelebihan dari usaha cloud kitchen:
- Fleksibilitas memilih lokasi
Saat membangun restoran, kafe, atau tempat makan fisik, kamu dianjurkan memilih lokasi strategis yang ramai agar bisa menarik banyak pelanggan. Namun, hal tersebut tidak wajib kamu lakukan jika mendirikan usaha ghost kitchen karena penjualan dilakukan secara online.
Kelebihan ini memungkinkan kamu untuk lebih fleksibel dalam memilih lokasi usaha, bahkan di area pinggiran kota sekalipun yang umumnya memiliki biaya sewa lebih rendah daripada di pusat kota. Alhasil, pelaku usaha kuliner jadi bisa menghemat pengeluaran. Tak hanya itu, kamu juga bisa memilih lokasi virtual kitchen berdasarkan segmen pelanggan tertentu. Misalnya seperti di kompleks perkantoran, area kampus, atau perumahan padat.
- Operasional lebih cepat
Dengan dapur sebagai elemen utama bisnis, virtual kitchen umumnya tidak membutuhkan ruang makan dan pelayan. Hal ini dapat mempercepat persiapan dapur daripada jika kamu mendirikan restoran, yang biasanya butuh renovasi serta pengurusan izin lebih kompleks. Lalu, saat sudah resmi beroperasi nanti, aktivitas operasional juga idealnya akan lebih cepat. Kamu hanya perlu fokus pada produksi makanan, kualitas, dan kecepatan proses memasak.
Baca juga: Tips Efektif Memulai Bisnis Kuliner yang Menguntungkan
- Kebebasan mengembangkan skala usaha
Beragamnya jenis cloud kitchen membuka ruang bagimu untuk mengembangkan skala usaha secara fleksibel. Misalnya kalau kamu punya kemampuan memasak yang mumpuni, kamu bisa mendirikan virtual kitchen berjenis independen untuk dikelola sendiri. Tapi seandainya tidak memiliki skill memasak pun, kamu bisa menyewakannya ke pelaku usaha kuliner lain.
Seiring bertambahnya pemasukan, pertimbangkan untuk mengembangkan virtual kitchen secara bertahap. Contohnya, kamu dapat menambah fasilitas atau ruang masak baru, sehingga bisa digunakan oleh lebih banyak tenant. Tidak berhenti di situ saja, nantinya ketika cloud kitchen-mu sudah berkembang pesat, kamu bisa melakukan ekspansi dengan membuka cabang baru.
- Keleluasaan berinovasi dengan produk dan layanan
Fleksibilitas dalam bisnis ghost kitchen tidak hanya mendukung pengembangan usaha, tapi juga inovasi dalam produk dan layanan. Jika dibandingkan dengan restoran konvensional, inovasi di ghost kitchen memiliki lebih sedikit faktor untuk dipertimbangkan, sehingga risikonya pun cenderung lebih kecil.
Kamu bisa memberikan respons cepat terhadap tren pasar, misalnya tren makanan sehat atau makanan Korea, tanpa perlu memikirkan pengalaman makan di tempat. Sedangkan untuk inovasi dalam aspek layanan, kamu dapat menawarkan promo melalui aplikasi atau menyesuaikan jam operasional sesuai data permintaan.
-Bisa menghemat operasional
Virtual kitchen adalah model bisnis kuliner yang sepenuhnya beroperasi di dapur. Artinya, kamu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk furnitur atau dekorasi tempat makan, serta tidak perlu membayar gaji untuk pelayan maupun kasir. Cukup fokuslah berinvestasi pada peralatan dapur, staf dapur, bahan baku, dan sistem pengantaran. Dengan sistem tersebut, kamu pun bisa menghemat biaya operasional, sehingga mempercepat peluang balik modal.
Estimasi Modal Awal Cloud Kitchen
Salah satu daya tarik utama usaha cloud kitchen terletak pada modal awal yang lebih rendah jika dibandingkan dengan restoran konvensional. Meski begitu, besar atau kecilnya modal tetap bergantung pada sejumlah faktor seperti lokasi dapur, skala bisnis, jenis menu yang dijual, dan apakah kamu menjalankan brand sendiri atau menyewakannya.
Jadi, bagi yang tertarik menjalankan model bisnis satu ini, ketahui dulu modal awal yang perlu kamu siapkan. Berikut estimasi jumlahnya:
- Sewa tempat di lokasi semi-strategis (seperti kawasan pemukiman): Rp5–10 juta per bulan;
- Peralatan dapur (kompor, gas, oven, kulkas, meja, rak, dan lain-lain): Rp10–25 juta;
- Renovasi dan instalasi dapur (saluran air, exhaust fan, listrik tambahan, dan lain-lain): Rp5–15 juta;
- Bahan baku awal: Rp3–10 juta;
- Kemasan dan branding (desain logo, cetak stiker, dan lain-lain): Rp2–5 juta;
- Biaya tenaga kerja (2–3 orang staf dapur): Rp5–10 juta per bulan.
- Estimasi total modal awal usaha cloud kitchen: Rp30–75 juta.
Baca juga: 10 Cara Pinjam Modal Usaha yang Simpel
Perkiraan Keuntungan Cloud Kitchen
Dengan estimasi modal awal di atas, lantas berapa keuntungan yang bisa kamu dapatkan dari bisnis cloud kitchen? Jumlahnya sangat bergantung pada strategi penjualan, daya tarik produk, dan efisiensi operasional bisnismu. Namun, untuk memberi gambaran umum tentang jumlah keuntungan bisnis virtual kitchen, mari kita lakukan simulasi.
Kamu mendirikan cloud kitchen untuk menjual makanan sendiri. Beberapa menu utamanya adalah rice bowl, ayam geprek, dan mi goreng dengan harga rata-rata Rp25.000 per porsi. Dalam sehari, kamu berhasil menjual 50 porsi makanan. Berarti, jumlah omzet atau pemasukan per hari adalah: 50 x Rp25.000 = Rp1.250.000. Kalau dalam sebulan, total omzetnya menjadi Rp37,5 juta.
Di sisi lain, tiap bulannya kamu mengeluarkan biaya sekitar Rp30 juta untuk kebutuhan operasional. Artinya, perkiraan laba bersih bulanan dari bisnis virtual kitchen-mu adalah:
- Omzet bulanan: Rp37,5 juta
- Total biaya operasional bulanan: Rp30 juta
- Laba bersih (sebelum pajak): Rp37,5 juta - Rp32 juta = Rp7,5 juta.
Tips Memulai Usaha Cloud Kitchen
Supaya usaha ghost kitchen dapat berjalan lancar dan menghasilkan untung maksimal, kamu perlu melakukan persiapan yang matang. Berikut beberapa tips yang penting untuk diperhatikan:
- Pilih tempat yang strategis dan memadai
Virtual kitchen memang tidak wajib berada di jalan besar atau pusat kota. Meski begitu, pemilihan tempat tetaplah krusial. Idealnya, pilihlah tempat yang dekat dengan area padat penduduk, apartemen, kampus, atau perkantoran. Jika sudah menemukan tempat, pastikan fasilitasnya memadai; daya listrik cukup, air bersih, ventilasi baik, hingga mudah diakses kendaraan pengantar.
Tak kalah penting, tempat tersebut juga harus masuk dalam jangkauan layanan pesan-antar makanan berbasis online, seperti GoFood. Bagi yang ingin menjual makanan sendiri dan sedang butuh dapur, pertimbangkan menyewa shared kitchen untuk memangkas biaya.
- Tentukan menu yang akan dijual
Menu merupakan salah satu aspek paling penting dalam bisnis kuliner. Nah, untuk usaha cloud kitchen, ingatlah bahwa hampir semua pelanggan memesan makananmu untuk delivery atau take away. Maka dari itu, sebaiknya pilihlah menu yang cocok untuk pengiriman jarak jauh. Menu tersebut haruslah mudah dikemas dan tetap enak walaupun tidak langsung dinikmati.
Di sisi lain, kamu juga perlu memastikan bahwa menu yang kamu tawarkan banyak dicari dan disukai orang. Dengan begitu, peluang repeat order pun akan lebih tinggi. Beberapa contoh yang bisa kamu pertimbangkan adalah nasi ayam goreng sambal matah, rice bowl, serta nasi dan mi goreng. Kembangkan menu-menu tersebut dengan resep andalanmu agar dapat menjadi daya tarik tersendiri.
- Urus izin usaha
Walaupun usaha kulinermu hanya dilakukan di dapur tanpa dine-in, legalitas bisnis tetaplah penting. Kamu perlu mengurus izin usaha sesuai ketentuan yang berlaku, salah satunya adalah Nomor Induk Berusaha (NIB) yang bisa kamu urus melalui platform Online Single Submission (OSS).
Bergantung jenis produk, mungkin kamu juga harus mengurus izin edar dari Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Lalu, bagi yang menyasar pasar Muslim, jangan lupa mengurus sertifikasi halal. Khusus untuk kamu yang menyewa tempat virtual kitchen, pastikan kondisi dapur sudah mematuhi standar kelayakan usaha makanan.
- Tentukan harga dengan tepat
Idealnya, harga makanan harus mampu menarik pelanggan sambil tetap memberiku margin laba yang sehat. Ada beberapa faktor yang perlu kamu pertimbangkan saat menentukan harga makanan di cloud kitchen. Salah satunya adalah harga pokok produksi (HPP) yang umumnya mencakup bahan baku, kemasan, gas, dan tenaga kerja.
Selain itu, tambahkan margin laba, idealnya 30–50% setelah HPP dan biaya lain. Kemudian, bagi yang menjual makanan di aplikasi online food delivery, pertimbangkan juga komisi aplikasi. Jumlahnya beragam pada tiap platform, tapi biasanya sekitar 20–30% dari harga menu.
Baca juga: Cara Menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP) yang Tepat
- Kerja sama dengan platform pengantaran makanan online
Sah-sah saja, kok, kalau kamu mau menjual makanan virtual kitchen melalui website atau aplikasi buatan sendiri. Namun, sebaiknya tetaplah bekerja sama dengan platform pesan-antar makanan online seperti GoFood. Cara ini dapat memperluas jangkauan usahamu, sehingga meningkatkan peluang terjadinya penjualan.
Jadi, daftarkan usahamu melalui aplikasi atau situs web penyedia layanan pesan-antar makanan. Siapkan foto makanan yang menarik dan profesional, tapi tetap terlihat realistis. Lengkapi setiap foto dengan deskripsi menu yang jelas dan menggugah selera. Tak kalah penting, rutinlah mengecek dashboard aplikasi untuk memantau jam sibuk, menu mana yang laris, hingga performa rating merchant-mu.
- Pilih karyawan yang tepat
Bagi yang berencana merekrut karyawan, pilihlah orang yang bersih dan cekatan. Sebab, ritme kerja di virtual kitchen bisa meningkat pada jam-jam sibuk. Jadi, akan lebih baik juga kalau karyawan tersebut mampu multitasking untuk memasak sekaligus membantu proses packing.
Tentunya, kamu juga perlu merekrut karyawan yang jujur dan bisa dipercaya. Apalagi, ghost kitchen biasanya hanya terdiri dari tim kecil, sehingga penting untuk mempunyai tim solid yang mampu bekerja secara mandiri.
- Promosi adalah kunci
Pada umumnya, virtual kitchen tidak memiliki papan nama fisik. Keseluruhan promosi dilakukan secara digital. Kalau kamu tidak melakukan hal tersebut, bisa-bisa bisnismu bakal tenggelam di antara ratusan hingga ribuan brand lain di aplikasi.
Oleh sebab itu, terapkan strategi promosi secara gencar. Buatlah akun media sosial khusus bisnismu, lalu gunakan untuk mengunggah foto dan video makanan yang menggoda. Untuk mendorong pelanggan agar melakukan pembelian, tawarkan promosi seperti bundling atau flash sale. Lalu, aktiflah dalam grup komunitas lokal untuk mempromosikan makanan, seperti WhatsApp warga perumahan atau Facebook Group khusus jualan.
- Tawarkan metode pembayaran yang lengkap
Era digital telah mengubah cara pelanggan dalam melakukan transaksi. Kini, banyak dari mereka yang lebih nyaman membayar produk secara cashless. Kalau opsi pembayaran tersebut tidak tersedia, bisa-bisa mereka akan batal membeli makananmu.
Jadi, selain tetap menerima uang tunai melalui cash on delivery, sediakan pula metode pembayaran lain seperti dompet digital, transfer bank, hingga virtual account. Dengan opsi pembayaran yang lengkap, pelanggan pun bisa memilih metode yang paling nyaman untuk mereka. Alhasil, peluang terjadinya pembelian juga lebih tinggi.
Bagaimana, apakah kamu tertarik mendirikan usaha cloud kitchen? Jika iya, kamu butuh persiapan matang, strategi yang tepat, dan eksekusi yang konsisten agar bisa mendapatkan hasil maksimal. Tak kalah penting, siapkan modal yang cukup agar kamu bisa terus mengembangkan bisnis virtual kitchen sesuai kebutuhan pasar. Bagi yang butuh modal tambahan, tak perlu khawatir selama kamu sudah menjadi GoPay Merchant!
Daftarkan usahamu sebagai GoPay Merchant, lalu tingkatkan transaksi melalui aplikasi GoPay Merchant agar bisa mengakses layanan GoPay Pinjam Modal. Melalui layanan ini, kamu bisa mengajukan pinjaman dana tanpa jaminan dengan limit mencapai Rp180 juta. Tenor cicilannya fleksibel hingga 12 bulan, dan bunganya pun kompetitif.
Soal keamanan, tak perlu khawatir karena GoPay Pinjam Modal telah mendapat izin dan pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Nantinya, seluruh proses pengajuan dan aktivitas bakal dilakukan melalui aplikasi GoPay Merchant. Praktis banget, kan? Makanya, yuk, download aplikasi GoPay Merchant dan daftarkan usahamu bisa bisa mengajukan pinjaman dana untuk mengembangkan cloud kitchen!