Memasuki 2025, era digital mengalami perkembangan yang semakin cepat. Kondisi ini turut memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk sektor bisnis. Tidak mengejutkan ketika akhirnya tren dan cara mengembangkan bisnis di era digital cukup banyak berubah. Contohnya, mulai dari penggunaan teknologi baru hingga perubahan besar dalam perilaku konsumen.
Di sisi lain, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dan machine learning telah menjadi pondasi untuk berbagai keputusan bisnis. Belum lagi berkembangnya media sosial sebagai alat pemasaran yang efektif, serta e-commerce yang membuka peluang luas bagi pelaku usaha kecil.
Namun, dengan berbagai perkembangan tersebut, muncullah tantangan yang perlu kamu hadapi: bagaimana cara untuk keep up dengan tren tanpa kehilangan arah bisnis?
Kuncinya terletak pada kemampuan untuk adaptasi dan pemanfaatan teknologi, sehingga kamu bisa menciptakan strategi yang berkelanjutan. Yuk, kita bahas selengkapnya di bawah ini!
Tren Bisnis di Era Digital
Untuk mempraktikkan cara mengembangkan bisnis di era digital dengan tepat, kamu perlu mengetahui beberapa tren bisnis yang belakangan ini populer di era digital dulu:
Tingginya permintaan sustainability dan personalisasi
Kualitas produk memang menjadi salah satu faktor penentu pembelian. Namun, konsumen zaman sekarang tak lagi hanya peduli pada kualitas produk akhir, tapi juga proses di balik pembuatannya. Menurut data dari Business Dasher, sebanyak 72% konsumen kini membeli lebih banyak produk ramah lingkungan jika dibandingkan dengan lima tahun lalu. Contohnya, produk yang menggunakan bahan daur ulang atau menerapkan efisiensi energi dalam proses produksinya.
Di sisi lain, personalisasi menjadi aspek yang tak kalah penting untuk menarik perhatian konsumen. Teknologi data analitik memungkinkan kamu untuk memberikan rekomendasi produk berdasarkan pembelian sebelumnya atau riwayat pencarian, sehingga hasilnya pun lebih relevan.
Nah, perpaduan sustainability dan personalisasi dapat menciptakan strategi bisnis yang tidak hanya menarik perhatian konsumen, tapi juga meningkatkan loyalitas mereka. Melalui strategi ini, tunjukkan bahwa bisnismu mendukung nilai-nilai keberlanjutan tanpa mengabaikan kebutuhan dan preferensi konsumen.
Baca juga: 5 Ide Bisnis Ramah Lingkungan dengan Keuntungan Besar
Konsumen lebih memprioritaskan pengalaman
Ketika membeli suatu barang atau jasa, konsumen zaman sekarang berharap bisa mendapatkan pengalaman yang berkesan. Penuhi kebutuhan tersebut dengan memanfaatkan teknologi. Misalnya dalam industri kecantikan, kamu bisa menggunakan fitur augmented reality (AR) untuk mencoba shades makeup secara virtual di toko online.
Tingkatkan pula pengalaman konsumen dengan memberikan layanan yang cepat dan mudah. Contohnya seperti pengiriman dalam satu hari, dukungan pelanggan 24/7 dengan chatbot, atau sistem one-click checkout. Tren seperti ini dapat meningkatkan kepuasan konsumen, sehingga mereka akan cenderung kembali membeli produkmu.
Penggunaan generative AI dalam bisnis
Generative AI adalah teknologi kecerdasan buatan yang dapat memproduksi konten secara otomatis. Pada 2025, teknologi ini diprediksi bakal mencapai nilai 60 miliar USD, dengan penggunaannya yang semakin meluas di berbagai sektor.
Dalam mengembangkan bisnis di era digital, pelaku usaha dapat memanfaatkan generative AI untuk meningkatkan layanan pelanggan melalui chatbot. Teknologi satu ini memungkinkan kamu untuk menjawab pertanyaan pelanggan 24/7 secara cepat, bahkan di luar jam kerja sekalipun.
Tak hanya itu, generative AI juga dapat membantumu menganalisis data pelanggan secara mendalam untuk mengidentifikasi tren dan pola perilaku. Dengan begitu, kamu bisa menggunakan hasil analisis untuk membuat keputusan bisnis yang lebih akurat.
Maraknya subscription economy
Subscription economy adalah model bisnis berbasis keanggotaan. Jadi, konsumen harus membayar biaya berlangganan untuk menikmati produk atau layanan secara rutin. Kalau kamu pernah atau sedang berlangganan layanan Netflix atau Spotify, keduanya merupakan contoh bisnis yang menerapkan model subscription.
Nah, penerapan subscription economy diperkirakan akan melebar ke berbagai sektor lain. Contohnya seperti langganan catering makanan sehat mingguan atau layanan data storage berbasis cloud. Model bisnis seperti ini dinilai nyaman karena pelanggan tidak perlu memesan atau membeli berulang kali. Selain itu, mereka juga akan merasa lebih dihargai dengan adanya penawaran yang terus diperbarui.
Penerapan omnichannel di berbagai sektor
Omnichannel mengintegrasikan berbagai platform untuk menciptakan pengalaman belanja yang mulus bagi pelanggan. Jenis platformnya sangat beragam, mulai dari toko fisik, media sosial, aplikasi mobile, hingga e-commerce.
Baca juga: Kupas Tuntas Model Bisnis e-Commerce di Era Digital
Sebagai contoh, pelanggan bisa memesan produkmu secara online, lalu memilih untuk mengambilnya di toko fisik. Integrasi seperti ini memungkinkan pelanggan untuk belanja atau berinteraksi dengan bisnismu melalui saluran yang mereka sukai. Dengan sistem yang fleksibel, omnichannel mampu meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pelanggan.
Cara Mengembangkan Bisnis di Era Digital
Berbagai tren di atas menunjukkan pentingnya teknologi dan pendekatan berbasis konsumen agar tetap relevan di era digital. Supaya kamu lebih siap merangkul perubahan dan menghadapi persaingan, berikut cara yang bisa kamu lakukan:
1. Perhatikan kualitas produk dan layanan
Kualitas produk dan layanan tetap menjadi pondasi utama di tengah ketatnya persaingan bisnis. Sebagus apa pun promosi yang kamu lakukan, pelanggan tetap bisa beralih kepada kompetitor jika produk dan layananmu berkualitas buruk. Oleh sebab itu, pastikan produk dan layanan yang kamu tawarkan selalu memenuhi standar dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Kabar baiknya, perkembangan teknologi di era digital bisa mendukungmu mencapai hal tersebut. Sediakan platform atau saluran untuk memudahkan pelanggan memberikan ulasan secara online, misalnya melalui Google Reviews atau media sosial. Berikan respons cepat atas tiap masukan, dan manfaatkan feedback tersebut untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan.
2. Buat brand story yang kuat
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, konsumen zaman sekarang tidak hanya membeli produk, tapi juga memprioritaskan pengalaman. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah membuat brand story untuk membangun hubungan emosional dengan konsumen.
Ceritakan tentang backstory atau perjalanan bisnismu, dedikasi dalam mendukung isu tertentu, atau komitmen terhadap nilai-nilai keberlanjutan. Kemudian, bagikan brand story tersebut melalui platform digital seperti website atau media sosial.
Supaya lebih mudah diterima target audiens, buatlah konten dalam bentuk video atau tulisan yang menyentuh sisi emosional. Strategi ini dapat mendorong target audiens untuk membagikan kontenmu, sehingga jangkauan konten dan brand awareness pun dapat meningkat secara organik.
3. Padukan SEO dan social media marketing
Strategi search engine optimization (SEO) dapat membuat bisnismu lebih mudah ditemukan konsumen melalui pencarian online. Caranya adalah dengan menempatkan website bisnismu pada peringkat atas hasil pencarian online, sehingga meningkatkan peluang untuk dikunjungi oleh target audiens. Untuk itu, kamu perlu mengoptimalkan website dengan membuat konten informatif, menyematkan kata kunci yang relevan pada konten, hingga meningkatkan kecepatan loading.
Namun, jangan berhenti di situ saja. Imbangi pula cara mengembangkan bisnis di era digital dengan social media marketing. Manfaatkan platform seperti TikTok, Instagram, atau X (Twitter) untuk mempromosikan konten, produk, atau layanan. Bahkan, kamu juga bisa menggunakan media sosial untuk berinteraksi dengan pelanggan, lho! Dengan kombinasi social media marketing dan SEO, kamu pun dapat menjangkau audiens secara lebih luas.
Baca juga: Apa Itu Promosi: Cara Kerja, Manfaat, Contoh
4. Terapkan jadwal publikasi konten yang konsisten
Konten menjadi salah satu alat paling efektif untuk memperkuat kehadiran online bisnismu di era digital. Meski begitu, membuat konten saja belumlah cukup. Kamu juga perlu memposting konten secara konsisten. Tujuannya untuk menjangkau lebih banyak audiens sekaligus meningkatkan peluang engagement dengan bisnismu.
Tenang saja, kamu tak harus menjadwalkan posting konten secara manual. Manfaatkan tools manajemen konten seperti Buffer atau Hootsuite untuk merencanakan dan menjadwalkan posting konten di berbagai platform. Sebelum itu, buatlah dulu kalender konten berisi rencana jenis konten, seperti promosi, hiburan, atau edukasi. Dengan begini, kontenmu akan variatif dan relevan.
5. Perluas jaringan kerja sama usaha
Bekerjasamalah dengan pelaku usaha lain untuk membuka peluang baru. Kamu bisa berkolaborasi dengan bisnis yang menyasar target pasar serupa, tapi bukan merupakan kompetitor langsung. Misalnya, saat ini kamu berjualan es kopi. Nah, kamu bisa bekerja sama dengan bisnis pastry untuk menawarkan paket bundling es kopi dan croissant berharga spesial.
Kabar baiknya, networking di era digital bisa lebih mudah dilakukan melalui platform seperti LinkedIn atau Facebook. Opsi lainnya adalah dengan mengikuti event online, seperti webinar atau bootcamp, untuk memperluas jaringan dengan pelaku bisnis lain.
6. Kombinasikan penjualan online dan offline
Mengembangkan bisnis di era digital bukan berarti kamu mengabaikan strategi offline. Sebaliknya, kombinasi penjualan online dan offline justru dapat membantumu mengoptimalkan pengalaman pelanggan. Dengan integrasi tersebut, pelanggan jadi bisa memilih cara belanja yang paling nyaman bagi mereka. Contohnya, pelanggan dapat memesan produkmu secara online, lalu memilih untuk mengambil produk tersebut di toko fisik.
Dengan kata lain, toko fisik tetaplah relevan di era digital kini. Masih banyak pelanggan yang ingin mencoba produk terlebih dulu sebelum membeli, dan di sinilah kehadiran toko fisik sangat dicari. Untuk meningkatkan pengalaman belanja pelanggan di toko fisik, manfaatkan data dari penjualan online.
Sebagai contoh, kamu bisa menggunakan data dari tokomu di marketplace. Analisislah data tersebut untuk mengetahui produk yang paling laris. Kemudian, perbanyak pula stok produk tersebut di toko offline. Dengan memadukan penjualan online dan offline, kamu pun bisa membangun basis pelanggan yang lebih loyal.
Teknologi yang Dibutuhkan Bisnis di Era Digital
Supaya proses pengembangan bisnis di era digital memberikan hasil optimal, kamu bisa memanfaatkan berbagai teknologi berikut:
1. Cloud-based storage
Gunakan cloud-based storage untuk menyimpan, mengakses, dan membagikan data secara online. Beberapa contoh layanan cloud-based storage yang bisa kamu pertimbangkan adalah Dropbox, Google Drive, dan Microsoft OneDrive. Karena berbasis online, pengelolaan dokumen serta kolaborasi antar-tim pun jadi lebih mudah, khususnya bagi tim bisnis yang bekerja remote.
Kabar baiknya lagi, cloud-based storage umumnya bersifat scalable. Mereka menyediakan kapasitas penyimpanan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnismu, sehingga kamu tidak perlu membeli perangkat keras tambahan.
2. Social media management tools
Teknologi satu ini memungkinkanmu untuk mengelola berbagai akun media sosial dalam satu platform terpusat. Contohnya seperti Sprout Social, Hootsuite, atau Buffer. Jadi, hanya dengan menggunakan satu platform, kamu sudah bisa menjadwalkan postingan hingga memantau metrik untuk mengukur performa konten.
Menariknya lagi, social media management tools juga umumnya sudah dibekali dengan fitur Insight. Melalui fitur ini, kamu dapat mengakses data seputar audiens, performa konten, hingga waktu terbaik untuk posting.
3. Customer relationship management software
Mengembangkan bisnis di era digital perlu disertai dengan layanan pelanggan yang optimal. Dukung hal tersebut dengan menggunakan customer relationship management (CRM) software seperti HubSpot, Salesforce, atau Zoho.
Software CRM dapat membantumu mengelola data pelanggan dan penjualan dalam satu platform, mulai dari histori pembelian hingga komunikasi terakhir. Kamu bisa menggunakan data tersebut untuk menawarkan layanan yang lebih relevan dan personal.
Baca juga: Tips Lengkap Buat Kasih Hadiah untuk Pelanggan Setia
4. Software otomatisasi dasar
Tingkatkan produktivitas bisnis di era digital dengan menggunakan software automasi seperti Make atau Zapier. Software ini mampu membantumu menyelesaikan beberapa tugas rutin harian secara otomatis, seperti memperbarui data pelanggan, mengirim email follow-up, hingga memproses pesanan.
Dengan tugas rutin yang terautomasi, kamu jadi punya lebih banyak waktu untuk fokus pada pekerjaan yang lebih strategis. Selain itu, adanya sistem automasi juga dapat membantu menekan risiko human error dalam kegiatan operasional bisnis.
5. Analytics tools
Manfaatkan analytics tools seperti Google Analytics dan Tableau untuk memahami performa bisnis melalui data. Tools analitik dapat memberikan wawasan mendalam tentang tren pasar hingga pola perilaku pelanggan. Caranya adalah dengan memantau berbagai aspek secara real-time, seperti traffic website hingga performa penjualan.
Gunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi area yang perlu kamu perbaiki. Tak hanya itu, kamu juga bisa memanfaatkan data dari analytics tool untuk memprediksi tren bisnis dan mengidentifikasi peluang baru. Dengan begini, keputusan bisnis yang kamu ambil pun bisa lebih akurat.
6. Sistem pembayaran cashless
Maksimalkan pengalaman pelanggan dengan memberikan fleksibilitas dalam transaksi pembayaran. Selain menerima uang tunai, sediakan pula sistem pembayaran cashless seperti QRIS. Dengan metode QRIS, pelanggan hanya perlu scan kode QR untuk melakukan pembayaran. Prosesnya cepat sehingga bisa mengurangi antrean di kasir.
Untuk menyediakan layanan tersebut, kamu bisa daftar QRIS langsung jadi dengan bergabung sebagai GoPay Merchant. Sebagai pelengkap QRIS, GoPay Merchant juga bisa mendapatkan kotak suara GoPay Spiker. Alat ini mampu memberi tahu merchant bahwa mereka telah menerima pembayaran melalui QRIS dan melafalkan nominal yang masuk ke rekening bank. Dengan begitu, kamu tak perlu lagi double check lewat aplikasi, sehingga bisa mempercepat layanan transaksi.
Lalu, khusus untuk pemilik usaha mikro (UMI), kamu bisa mendapatkan merchant discount rate (MDR) 0% untuk transaksi QRIS hingga Rp500.000. Jadi, selama total transaksi QRIS pelanggan tidak lebih dari Rp500.000, bisnismu tidak akan mendapat potongan biaya apa pun!
Dengan pesatnya perkembangan teknologi di era digital, bisnis dituntut untuk terus beradaptasi mengikuti tren. Untungnya, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan bisnis di era digital. Salah satunya dengan menyediakan sistem pembayaran cashless QRIS yang mudah dan praktis bagi pelanggan.
Di sisi lain, metode pembayaran tersebut juga memungkinkan kamu untuk memberikan pelayanan transaksi yang lebih cepat. Kabar baiknya lagi, cara menyediakan QRIS juga sangat mudah karena kamu hanya perlu mendaftarkan usaha sebagai GoPay Merchant. Yuk, buruan download aplikasi GoPay Merchant untuk mendukung pengembangan usahamu di era digital!