Bicara tentang merintis usaha, bukan hanya modal yang penting untuk disiapkan oleh para pelakunya. Kamu juga butuh membuat business plan supaya tahu peluang bisnis dan risiko yang mungkin dihadapi. Satu hal lainnya yang perlu disiapkan oleh pelaku usaha adalah model bisnis. Supaya tak salah langkah, pahami dulu, yuk, tipologi model bisnis yang ada. Berikut penjelasannya!
Apa Itu Model Bisnis?
Model bisnis adalah strategi atau pendekatan yang dilakukan oleh perusahaan, baik dalam membuat, mendistribusikan, hingga mendominasi pasar. Karena bisnis didirikan untuk memproduksi barang atau jasa sekaligus menghasilkan keuntungan, pemilik usaha harus mencari cara supaya semua orang yang terlibat di dalamnya mendapatkan keuntungan tersebut. Tapi, sebisa mungkin bisnis harus menguntungkan, makanya model bisnis itu perlu dipikirkan matang-matang.
Tujuan Utama Model Bisnis
Tentunya, perancangan model bisnis itu penting karena dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap perusahaan. Apa saja, sih?
1. Memberikan keunikan dari kompetitor
Model bisnis itu dapat membedakan perusahaanmu dari kompetitor, lho! Kalau usahamu bergerak di bidang yang mainstream, misalnya seperti kuliner, tentu kamu perlu memikirkan model usaha yang berbeda agar menarik perhatian konsumen. Sehingga, meski produk atau jasa yang kamu tawarkan berbeda, tapi kalau pelayanan atau strategi marketing yang kamu pakai cukup unik, tidak menutup kemungkinan pelanggan akan melirik bisnismu.
2. Membantu pengelolaan keuangan
Model bisnis juga erat kaitannya dengan keuangan bisnis. Bayangkan, kalau kamu menentukan model bisnis dengan jelas dari awal masa perintisannya, bisnismu mungkin akan terhindar dari kesalahan strategi marketing atau kesalahan lain-lainnya. Dengan begitu, bisa dibilang kamu menghemat anggaran pengeluaran untuk membiayai hal-hal yang salah ini. Otomatis ini berarti bahwa kamu turut membantu pengelolaan keuangan.
Baca Juga: Begini Pentingnya Perencanaan Bisnis untuk Kesuksesan
Tipologi Model Bisnis
Biar kamu bisa menentukan tipologi model bisnis terbaik untuk usaha yang kamu bangun, coba pahami dulu beberapa jenisnya di bawah ini!
1. Unbundling
Unbundling adalah tipologi model bisnis yang tidak dapat disatukan satu dan lainnya. Penyebabnya antara lain karena adanya perbedaan tujuan dan visi. Biasanya, beberapa jenis usaha yang dalam pelaksanaannya tidak bisa disatukan berada dalam lingkup pengembangan produk, infrastruktur, dan hubungan dengan pelanggan.
2. Long tail
Model bisnis long tail itu umumnya menjual berbagai jenis barang atau jasa yang selalu tersedia. Dengan kata lain, bisnis tidak hanya menawarkan produk yang diminati banyak orang, tapi juga yang menyasar target pasar niche lebih spesifik. Contohnya, kamu bisa menerapkan sistem bundling yang menggabungkan satu produk populer dengan produk non-populer untuk mendorong penjualan dan menjangkau lebih banyak target konsumen.
3. Value-based
Tipologi model bisnis berikutnya adalah yang mengutamakan nilai atau mutu dari produk maupun pelayanan yang ditawarkannya. Karena berfokus pada mutu yang baik, umumnya kamu perlu budget lebih untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, tak heran kalau harga dari produk atau jasa yang kamu tawarkan itu lebih tinggi.
Tapi, biasanya, meskipun harganya cenderung tinggi, perusahaan tersebut tetap memiliki target market-nya sendiri, kok. Tenang saja karena pasti ada konsumen yang tetap memprioritaskan mutu produk daripada harga terjangkau. Jangan lupa juga untuk menjaga konsistensi dari produk atau jasa yang kamu tawarkan, ya, biar pelanggan tak kecewa!
4. Subscription-based
Di era digital seperti sekarang ini, banyak produk-produk yang dijual dengan sistem berlangganan atau subscription. Mulai dari platform streaming film, musik, sampai aplikasi, kini pelanggan harus bayar biaya langganan kalau ingin dapat produk atau jasa lengkap. Kamu bisa memanfaatkan momentum ini untuk mengembangkan produk maupun aplikasi yang subscription-based, ya!
Baca Juga: Definisi Model Bisnis Digital dan Contoh Idenya
5. Experience-based
Bukan hanya fokus di mutu produk atau jasa yang ditawarkan, pelanggan biasanya juga senang ketika mendapatkan pengalaman berkualitas dari sebuah perusahaan. Kamu bisa menciptakan bisnis yang fokus pada hal ini, misalnya seperti bisnis kuliner bersifat intimate yang hanya bisa dipesan oleh 2-6 orang untuk satu sesi.
Baca juga: 7 Contoh Ide untuk Peluang Bisnis di Era Digital
Itulah beberapa tujuan dan tipologi model bisnis yang sangat penting untuk memperkuat eksistensi sebuah usaha. Selain menyimak penjelasan di atas, pastikan juga bahwa kamu selalu up-to-date dengan kebutuhan pelanggan di era digital. Salah satu cara yang bisa kamu terapkan adalah dengan mengaplikasikan metode pembayaran digital dari GoPay.
Jika kamu ingin proses transaksi lebih simpel, GoPay Merchant memungkinkan para pemilik usaha memasang kode QR-nya masing-masing di store. Dengan begitu, pelanggan bisa langsung scan dan bayar setelah membeli produk atau jasa di tempatmu. Rekapan transaksinya juga akan tercatat otomatis, lho! Segera ambil peluang menguntungkan ini dengan daftarkan bisnismu di sini!